Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sering Diganggu Penelepon Iseng

MOBIL TUA: Salah satu armada kendaraan damkar milik Pemkab Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MOBIL TUA: Salah satu armada kendaraan damkar milik Pemkab Banyuwangi.

Terbakarnya Toko Sahabat di Jalan Susuit Tubun, Banyuwangi, 24 Maret 2012 lalu seolah membukakan mata kita. Betapa penanganan kebakaran harus mendapat perhatian serius di Bumi Blambangan.

SAAT toko di ujung barat kompleks Pasar Banyuwangi itu terbakar, mobil pemadam kebakaran (damkar) milik Pemkab Banyuwangi harus berjuang hingga dua jam untuk menundukkan si jago merah. Lamanya penanganan itu terjadi, di antaranya karena jumlah dan kualitas mobil damkar terbatas.

Dua unit mobil damkar yang diluncurkan, satu di antaranya tidak bisa digunakan karena mengalami kerusakan selang. Lambatnya penanganan kebakaran juga sering terjadi, yaitu mobil damkar telat datang. Bahkan, tidak jarang api sudah bisa dipadamkan warga, rombongan damkar baru tiba di lokasi kejadian.

Seperti kebakaran yang melanda rumah milik pasangan Muhamad Amri, 36, dan Astantina, 25, warga Lingkungan Krajan, Kelurahan/Kecamatan Giri, pada 14 De-sember 2011 lalu. Bahkan, kebakaran tidak sampai tertangani para petugas damkar, seperti kebakaran di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Huda, Lingkungan Krajan, Kelurahan Panataban, Kecamatan Giri, pada 18 Februari 2012 lalu.

Ironisnya, lokasi ponpes yang terbakar hingga menghanguskan ribuan kitab itu berada di sekitar Kota Banyuwangi. “Banyuwangi sudah waktunya memiliki instansi sendiri yang menangani pema-daman kebakaran,” kata Ketua DPRD Banyuwangi, Hermanto. Hermanto menyebut, Kabupaten Banyuwangi cukup luas. Di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang cukup padat, persediaan sarana pencegahan kebakaran juga tidak ada.

Bahkan, di sejumlah titik yang rawan kebakaran juga tidak tersedia hydrant. “Hydrant yang ada banyak yang sudah tidak berfungsi,” ungkapnya. Ketua panitia khusus (pansus) rancan-gan peraturan daerah (raperda) tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW), Gunawan, sempat menyindir Bupati Anas
agar tidak hanya mengurus ruang taman hijau (RTH).

Masalah kebakaran juga harus dipikirkan dalam materi raperda RTRW. “Penanganan kebakaran harus dipikir secara serius,” cetusnya. Petugas damkar tidak mau disalahkan terkait lambatnya penanganan dalam pemadaman kebakaran. Mereka berdalih, mobil damkar lambat karena informasi yang diterima juga lambat. “Ada informasi kebakaran, kita akan langsung berangkat,”
jelas Koordinator Damkar Banyuwangi, Muhamad Sugeng Wijaya.

Menurut Sugeng, dalam kasus kebakaran yang menghanguskan Toko Sahabat, pi-haknya baru menerima informasi 30 menit setelah kejadian. Setelah ada informasi, petugas langsung bergerak. “Bahkan, kami memakai seragam dalam perjalanan. Itu sudah termasuk protap,” cetusnya.

Menurut Sugeng, banyak penelepon iseng dan menginformasikan adanya kebakaran. Itu yang membuat petugas damkar sering ragu meluncur ke lokasi kebakaran. “Hampir setiap hari ada yang iseng menelepon ke kantor, dan kita juga sering kecele,” ungkapnya. (RADAR)

Kata kunci yang digunakan :