Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Sering Kerja Membuat Kue di Luar Jawa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

seringMeninggalnya Kholisah alias Paini, 52, meninggalkan kenangan bagi dua anaknya, yaitu Alex Fathurrohman, 35, dan Qomarudin, 32. Kedua putra korban itu merasa kehilangan meski mereka sudah lama tidak tinggal serumah dengan ibunya.

PERISTIWA tragis yang menimpa janda beranak dua itu langsung menyebar di Dusun Jatisari, Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi, kemarin. Bahkan, pembunuhan tersebut juga terdengar di kecamatan lain mengingat kediaman kor ban berbatasan dengan Desa Ke mendung, Kecamatan Muncar. Kediaman korban tidak berada di tepi jalan di desa tersebut.

Rumah kor ban berada di belakang rumah ber lantai dua. Nyaris tidak ada keme wahan yang terlihat di rumah tersebut. Tembok rumah tersebut masih ba tako. Meski begitu, di rumah bagian dalam, batako tersebut sudah dilipo. Rumah janda yang ditinggal su aminya meninggal dunia tahun 2010 itu sudah dikeramik. Kehadiran koran ini disambut baik pi hak keluarga. Satu orang langsung ke luar rumah dan menerima uluran ta ngan koran ini.

‘’Mari silakan masuk,” ujar putra sulung korban, Alek Fatkhurohman. Di ruang depan ada beberapa orang yang sedang berkumpul. Di raut wajah mereka yang lesu itu terlihat jelas bahwa mereka sedang berkabung dan sedih setelah ditinggal pergi korban untuk se lama- lamanya. ‘’Ibu saya baru saja di m akamkan,” terang Alek kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi Mengenai kematian korban, Alek tidak me ngetahui secara persis seperti apa kejadiannya.

Sebab, saat kejadian, dirinya be rada di Bali. “Saya tak tahu kenapa ibu saya kena musibah seperti itu. Saya sedang di Bali. Saya langsung pulang setelah dikabari,” ujar laki-laki tersebut sambil menghela napas panjang. Semua anggota keluarga dan kerabat yang sedang berkumpul di rumah duka juga mengaku terkejut atas peristiwa itu. Mereka tidak bisa mengungkapkan per masalahan yang sedang dihadapi korban. ‘

’Me mang ibu saya orangnya tertutup,’’ timpal Qomarudin, 32. Qomarudin menjelaskan, ibunya tidak  pernah bercerita apa-apa kepada anakanak nya. Apalagi, berkaitan dengan asmara, ibunya tidak mau berterus terang. ‘’Sama sekali ibu saya gak pernah ngomong ka lau disukai orang. Ya memang, ibu saya karakternya seperti itu,” paparnya. Sebab itulah, dia tidak mengetahui secara pasti jika ibunya berniat akan menikah lagi.

‘’Saya sering jenguk ibu saya di sini. Ibu gak pernah cerita apa-apa. Biasa saja,” ujar bapak satu anak itu yang kini tinggal di Dusun Curah Ketangi, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, itu. Mengenai pekerjaan yang ditekuni sang ibu, Qomarudin tidak secara gamblang menjelaskan. Dia menjelaskan, ibunya ada lah seorang ibu rumah tangga biasa. “Ha nya sebagai ibu rumah tangga. Kadangkadang buat kue,” terangnya.

Meski begitu, ibunya tersebut sering merantau ke luar Jawa. Dia menyebut, ibunya per nah bekerja di Bali dan Lombok. ‘’Tapi, ibu kerja bersama saya,” terangnya. Dia mengaku sangat terpukul atas kematian sang ibu. Sebab, dirinya akan menjenguk rumah ibunya sore hari sebelum kejadian. ‘’Tapi, kemarin ibu saya gak mau saya jenguk waktu saya telepon.

Besok-besok saja saya disuruh ke sini,’’ papar pria yang istrinya berada di luar negeri itu. Atas kematian ibunya itu, dia meminta agar pelaku dihukum setimpal jika kelak di tangkap polisi. Sebab, pembunuhan itu dinilai sudah direncanakan. “Kalau ketemu, pelaku harus dihukum berat,” tandasnya berapi-api.  (radar)