Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Setahun Ditarget Cetak 120 Pilot

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sekolah Pilot Negeri Banyuwangi akan diproyeksikan menjadi sekolah pilot modern kelas internasional. Saat ini, sekolah pilot Banyuwangi masih jadi salah satu jurusan di Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya. Proyeksi jadi sekolah pilot modern internasional itu disampaikan Kepala Badan Pengembangan SDM Kemenhub RI, Santoso Eddi Wibowo saat me-launching penerbangan perdana atau first flight taruna sekolah pilot kemarin (17/4).

“Sekolah akan besar dan kita proyeksikan jadi sekolah pilot internasional,” ungkap Eddi. Pada masa-masa mendatang, ungkap Eddi, sekolah pilot di Banyuwangi tidak hanya akan mencetak pilot-pilot lokal saja. Melainkan calon pilot dari beberapa negara. Dalam beberapa tahun ke depan, kebutuhan pilot akan terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya armada beberapa perusahaan maskapai penerbangan.

Di Indonesia saja, ungkap Eddi, kebutuhan pilot dalam satu tahun mencapai 800 orang. Sedangkan untuk dunia, kebutuhan pilot dalam setahun mencapai 1.800 orang. Karena itu, Kemenhub akan terus menambah pesawat latih taruna penerbang. Selain menambah sekolah pilot, pemerintah juga akan menambah jumlah instruktur penerbangan. “Kalau instrukturnya tidak ditambah, maka sekolahsekolah pilot akan kehabisan instruktur,” katanya.

Pada kesempatan itu pula, Eddi menyampaikan pemerintah juga akan melakukan kerja sama dengan beberapa pabrik pesawat terbang untuk mengembangkan sekolah pilot di Indonesia. “Salah satu, kita akan kerja sama dengan Boeing,” sebut Eddi. Sekolah pilot negeri modern ini merupakan salah satu terobosan penting dari Banyuwangi dan semakin melengkapi infrastruktur pendidikan di Banyuwangi setelah penegerian Politeknik Banyuwangi.

“Dengan kegigihan pemkab dan dukungan DPRD, kami berhasil meyakinkan pemerintah pusat untuk membangun sekolah pilot negeri kedua di Indonesia dengan mengambil lokasi di Banyuwangi,” kata Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi. Hadirnya sekolah penerbangan negeri ini akan mampu mengharumkan nama Banyuwangi dalam dunia penerbangan nasional maupun internasional. “Ini salah satu ikhtiar kami untuk terus mencari terobosan-terobosan baru guna memajukan Banyuwangi,” katanya.

Sejak didirikan pada November 2012, sekolah pilot di Banyuwangi memiliki 12 siswa pada angkatan pertama. Sekolah penerbangan ini merupakan salah satu jurusan ATKP Surabaya dan merupakan sekolah pilot negeri kedua di Indonesia selain sekolah serupa yang sudah ada di Curug, Tangerang, Banten. Kata Anas, pengembangan SDM industri penerbangan, termasuk pilot, harus terus dilakukan untuk menjawab kebutuhan bisnis maskapai yang terus tumbuh tinggi.

Seiring dengan menggemuknya bisnis penerbangan, kebutuhan SDM pilot juga meningkat. “Sekolah pilot Banyuwangi ini disiapkan sebagai pilot project untuk pengembangan sekolah pilot modern di Indonesia. Bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Boeing, sekolah penerbang ini akan menjadi sekolah pilot internasional,” kata Anas bangga. Saat ini, lanjut Anas, industri penerbangan nasional tengah berada pada momentum emas untuk terus melaju Pertumbuhannya mencapai ki saran 15-18 persen per tahun.

Tahun lalu, Kementerian Perhubungan memprediksi total penumpang maskapai penerbangan nasional berjadwal mencapai 72.472.054, di mana 63.625.129 penumpang di antaranya merupakan penumpang domestik dan 8.846.925 penumpang interna sional. Salah satu hal yang menunjukkan masih besarnya potensi di bisnis penerbangan adalah masih banyaknya rute yang belum digarap. Kementerian Per hubungan mencatat, dari 670 rute yang tersedia, baru 250 rute yang diterbangi maskapai.

Artinya masih ada 420 rute yang belum diterbangi maskapai nasional. “Sebagai negara kepulauan dengan 17 ribu pulau dan 240 juta jiwa penduduk, Indonesia adalah pasar besar bagi industri penerbangan. Karena itu, pengembangan SDM pilot melalui sekolah pilot di Banyuwangi ini akan sangat mendukung terciptanya industri penerbangan nasional yang kompetitif,” ujar Anas. Kepala Sub Bidang Standar disasi Pelatihan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Curug, Sigit Wijayanto mengatakan, pendirian sekolah pilot negeri Banyuwangi sangat urgen lantaran training area Curug saat ini sudah terbatas dan ter kurangi oleh aktivitas bandara Soekarno-Hatta.

Banyuwangi dipilih sebagai lokasi sekolah pilot karena dinilai paling feasible dibanding daerah lainnya. Wilayah yang sempat dipertimbangkan adalah Jember dan Bandara Trunojoyo Sumenep. “Obstacles Banyuwangi relatif tidak ada, dataran sekitarnya cukup landai. Training areanya juga masih luas sehingga masih bisa dikembangkan,” urai Sigit. Selain itu, pemerintah daerah yang sangat kooperatif dalam menindaklanjuti pendirian sekolah tersebut.

Sekolah pilot negeri ini akan berdiri di areal di sekitar Bandara Blimbingsari seluas lima hektare. Untuk tahun 2013 ini, lanjut Sigit, anggaran telah disiapkan untuk pembangunan hanggar dan asrama dengan kapasitas 80-100 taruna. Selain itu, se kolah ini akan dilengkapi dengan 3 pesawat latih Cesna 175S, melengkapi dua pesawat latih yang telah ada, yakni Socata Tobago Tb 10. Angkatan pertama taruna ber jumlah 12 orang dengan 7 instruktur terbang. “Target kami nanti bisa mencetak 120 pilot per tahun. Itu asumsi mode rate kami,” ujar Sigit. (radar)

Kata kunci yang digunakan :