Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Siapkan Simulasi Bencana

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ROGOJAMPI – Setelah dilantik akhir Februari 2012 lalu, pengurus Forum Penanggulangan Bencana Indonesia (FPBI) Cabang Banyuwangi langsung bergerak cepat. Sabtu pagi (10/3), jajaran pengurus FPBI menggelar rapat konsolidasi dan penyusunan program kerja di ruang pertemuan Rumah Sakit NU Mangir, Kecamatan Rogojampi.

Pertemuan perdana setelah pelantikan dua pekan lalu di kampus Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) Bumi Kertosari itu dibuka Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Wiyono. Dalam sambutannya, Wiyono mengakui bahwa penanggulangan bencana memang tanggung jawab pemerintah. Namun, masalah besar tersebut tidak mungkin ditangani pemerintah sendirian. “Tanpa keterlibatan masyarakat, masalah bencana tidak mungkin ditangani sendirian oleh pemerintah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua FPBI Cabang Banyuwangi Zainal Aris Masruchi mengatakan bahwa FPBI merupakan organisasi heterogen. Pengurusnya adalah perkumpulan dari berbagai latar belakang. Ada kalangan medis, unsur media massa, birokrat, akademisi, organisasi mahasiswa, pencinta alam, dan relawan.

“Petugas pengawas Gunung Ijen dan Raung juga bergabung di dalamnya,” jelasnya. FPBI adalah sebuah lembaga nirlaba profesional yang merupakan forum pertemuan, pengkajian, penelitian, dan pengembangan keahlian dalam penanggulangan bencana terpadu berbasis masyarakat. “Baik secara individu maupun kelembagaan dari berbagai latar belakang dan budaya,” imbuhnya.

Ditambahkannya, FPBI memberi perhatian terhadap peredaman risiko bencana, dengan sentuhan kearifan lokal, yang berorientasi pembangunan berkelanjutan. Korban selalu ditempatkan sebagai subjek sekaligus sasaran utama. FPBI selalu siaga dalam aksi-aksi sosial-kemanusiaan penanggulangan bencana. “Kami selalu bekerja bersama para pemangku kepentingan sejak masa kesiap-siagaan, mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi, rekonstruksi, hingga pemulihan akibat bencana dan pengurangan risiko bencana,” paparnya. (radar)