Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

SMAN 1 Genteng Borong 5 Besar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Dua Siswanya Raih Nilai Unas Tertinggi Se-Jawa Timur

BANYUWANGI – SMA Negeri 1 Genteng menorehkan prestasi yang cukup membanggakan dalam perolehan nilai ujian nasional (unas) tahun ini. Dua siswa berhasil meraih nilai unas tertinggi di Jawa Timur untuk jurusan IPA dan IPS. Di jurusan IPA, juaranya adalah Vitiorio Tentry Agoestio dengan total nilai 554,40.

Jurusan IPS diraih Pinka Aprilasari dengan nilai 525,10. Yang mengejutkan lagi, di tingkat SMA se-Banyuwangi,  siswa SMAN 1 Genteng memborong lima terbaik peraih nilai unas tertinggi jurusan IPA, IPS, dan bahasa.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono, membenarkan bahwa SMAN 1 Genteng tercatat sebagai peraih nilai unas tertinggi di Jawa Timur. Prestasi itu, kata Sulihtiyono, merupakan kebanggaan tersendiri bagi Banyuwangi. Menurut Sulih, nilai unas itu merupakan nilai murni yang diperoleh siswa selama ujian.

“Unas sudah dijaga sedemikian ketat. Di Jatim tidak ada indikasi kecurangan, jadi nilai tersebut murni hasil proses belajar siswa,” ujar Sulih. Meski menorehkan prestasi, secara nasional nilai yang diperoleh para siswa menurun dibanding tahun sebelumnya.

Hal tersebut, lanjut Sulih, diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur saat pertemuan di Surabaya belum lama ini. Kendati demikian, prestasi para siswa tersebut akan tetap diapresiasi dengan memberi penghargaan. Apalagi, mereka telah berusaha maksimal.

“Selain untuk sekolah, siswa peraih nilai unas tertinggi sudah kita siapkan beasiswa. Ternyata banyak yang sudah diterima di perguruan tinggi negeri. Itu menunjukkan nilai mereka sesuai kemampuan,” kata Sulih. Kepala Seksi SMP/SMA Dispendik Banyuwangi Sutikno menambahkan, berdasar nilai yang diperoleh siswa, ada beberapa siswa yang memperoleh nilai maksimal di mata pelajaran bahasa Inggris.

Selanjutnya, nilai unas para siswa tersebut— sesuai prosedur operasional standar (POS)—akan digunakan untuk memetakan standar mutu sekolah. Selain itu, nilai unas juga akan digunakan mempertimbangkan besaran bantuan sekolah.

Entah dalam bentuk bantuan materi ataukah pelatihan-pelatihan bagi guru dan siswa. Sementara itu, sekolah-sekolah yang siswanya belum maksimal dalam mendapatkan nilai unas nanti juga akan diberikan bantuan untuk meningkatkan kualitas.

“Guru-guru yang mengajar mata pelajaran unas di sekolah yang siswanya belum maksimal nilai unasnya, akan diberi bantuan pelatihan,” tandasnya. (radar)