Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Solusi Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

solusiHARI ini, 12 November 2013, kita memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN). Tema HKN tahun 2013 adalah Indonesia Cinta Sehat dengan subtema Menuju Indonesia Sehat dan Jaminan Kesehatan yang bermutu. Yang disebut dengan sehat di sini adalah tidak hanya sehat jasmani dan rohani, tetapi juga sehat secara sosial dalam arti kesejahteraan masyarakat.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diharapkan agar dapat mengurangi kendala ekonomi masyarakat untuk mendapat pelayanan secara profesional, dan ada standarisasi mutu pelayanan kesehatan serta kendali dan efi siensi biaya pelayanan kesehatan. JKN merupakan implementasi sistem asuransi kesehatan melalui penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dalam sistem JKN ada kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan yang preminya dibayar pemerintah.

Khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak, manfaat yang diharapkan melalui program JKN adalah cakupan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dan perinatal ke fasillitas pelayanan kesehatan meningkat, bila ditemukan risiko dapat langsung dirujuk ke jenjang pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, tanpa pertimbangan biaya dan tindakan kesehatan dilakukan sesuai standar profesional.

Mutu pelayanan dalam program JKN harus memiliki standar, bila manfaat program JKN sama dengan program sebelumnya yaitu Jaminan persalinan (Jampersal), maka pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) 2015 khususnya MDGs 4 dan 5 (tentang penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi) akan tetap menjadi masalah. Tantangan untuk program JKN dalam hal pencapaian MDGs 4 dan 5 harus mengupayakan pelayanan kesehatan yang holistik (menyeluruh) mencakup promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan sosial, serta perawatan kesehatan di rumah.

 Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 masih cukup tinggi, 228 kematian ibu dari 100 ribu kelahiran. Sementara angka kematian bayi (AKB) 34 bayi diperkirakan meninggal dari 100 ribu kelahiran. Hasil ini menurut SDKI 2012 meningkat menjadi 359/100 ribu kelahiran. Angka tersebut masih jauh dari target nasional tahun 2015, dimana AKI Indonesai diharapkan dapat terus menurun hingga 102/100 ribu kelahiran dan untuk AKB diharapkan dapat terus ditekan menjadi 32/100 ribu kelahiran.

Ada oleh-oleh yang menarik pada waktu peringatan 1 abad pendidikan dokter di Surabaya, pertengahan Oktober yang lalu, yaitu solusi “Out of the box”, upaya terobosan- terobosan oleh satuan tugas Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Satgas Penakib) provinsi. Acara ini menarik karena bukan saja dihadiri oleh Bapak Gubernur Jawa Timur, Ibu Nina Sukarwo selaku ketua TPP PKK Jawa Timur, tetapi juga dihadiri oleh Ibu menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak Republik Indonesia.

Di dalam pertemuan tersebut nantinya akan dibuat Deklarasi Grahadi dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi yang sekarang masih berupa rancangan. Upaya terobosan itu, antara lain pembentukan Komisi Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Penakib) di setiap kota/kabupaten, menyusun Perda Penakib sebagai cikal bakal Undang-undang Penurunan Kematian Ibu Bersalin (UU Penakib), mewajibkan tiap institusi kesehatan memperlakukan kasus Tekanan darah tinggi dan kejang dalam kehamilan (pre eklampsia/ eklampsia) secara khusus, membentuk jaringan antar Kamar Bersalin di seluruh RS kota / Kabupaten daerah tersebut, pembentukan Poli Pre eklampsia dan Perdarahan Paska Salin, Mengkaji kematian dan morbiditas Ibu bersalin, meningkatkan peran masyarakat, dan meningkatkan peran media. (radar)