Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Srawet Bisa jadi Tempat Singgah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

jelajahPosisinya Strategis di Jalur Pulau Merah
BANGOREJO – Gunung Srawet yang berada di wilayah Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, sebenarnya memiliki potensi wisata yang tinggi. Sayang, sampai saat ini kawasan itu belum dikembangkan secara maksimal.

Saat musim liburan, pengunjung sebenarya banyak yang berdatangan. Tapi, karena tidak dikelola dengan baik para pengunjung jadi enggan datang. “Gunung Srawet itu tanahnya milik negara jadi kita tidak bisa maksimal mengelolanya,” dalih Kepala Desa (Kades) Kebon dalem, ikhsan. Gunung srawet itu termasuk tempat bersejarah.

Di tempat itu ada gua yang dulu sering dibuat untuk tempat bersembunyi penjajah jepang. Selain itu, kini ada Pura Kahyangan jagay Sunyaloka yang banyak didatangi umat hindu untuk sembahyang. Pemerintah desa, terang Kades Iksan, sebenarya berkeinginan membuat terobosan di lokasi tersebut. Tapi, saat koordinasi dengan Pemkab Banyuwangi, ternyata kurang mendapat dukungan.

“Pemkab keberatan karena juga ingin mengrusi,” ujarya. Sampai saat ini, jelas Ikhsan, Gunung Srawet, ini hanya dijadikan lokasi kegiatan tertentu, seperti Arung Kanal dan lintas Gunung Srawet. Padahal, dirinya berharap ada investor yang bisa melihat potensi yang dimiliki gunung tersebut. “Saat ini (agendanya, Red) masih Lintas Sumut itu saja,” cetusnya.

Dia berharap, posisi Gunung Srawet yang berada di jalur ke Pantai Pulau merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, bisa dikelola dan dapat menjadi tempat persinggahan. “Akan ke Pulau merah bisa mampir di Gunung Srawet,” ujarnya. Sementara itu, Slamet, 60, warga Dusun Sendangrejo, Desa Kebondalem. mengatakan saat ini Gunung srawet masih sering dikunjungi oleh para pelajar maupun pencinta alam.

Mereka, biasanya datang untuk naik ke puncak gunung. “Beberapa hari lalu ada sekitar20 anak ke sini, sepertinya anak SMA.” katanya. Untuk menuju ke puncak gunung, terang dia, itu banyak jalan. Banyaknya jalan itu sering kali kesulitan bagi warga sekitar untuk memantau para pengunjung. Banyaknya akses masuk, menyebabkan alat deteksi gempa yang terpasang di puncak rusak akibat ulah pengunjung. Ini pemancarnya rusak karena ulah pengunjung tidak bertanggung jawab,” ungkapnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :