Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Stok Aman, Daging Sapi Masih Mahal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Dipicu Kelangkaan Sapi di Beberapa Daerah

BANYUWANGI – Harga daging sapi di pasaran hingga saat ini belum kembali normal. Daging sapi di beberapa pasar masih diperdagangkan dalam kisaran harga Rp 75 ribu hingga Rp 85 ribu. Meroketnya harga itu dipicu kelangkaan daging sapi di beberapa daerah belakang ini. Walau di beberapa daerah terjadi kelangkaan, namun di Banyuwangi stok daging sapi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Meski stok aman, namun tidak mampu mencegah naiknya harga daging yang menjadi bahan baku bakso itu. “Kelangkaan daging di beberapa daerah, menjadi pemicu meroketnya harga daging sapi,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disprindagtam), Hary Cahyo Purnomo. Pada awal Oktober 2012 lalu, lanjut Hary, pergerakan kenaikan daging sapi cukup cepat.

Namun pergerakan cepat itu, tidak seimbang dengan penurunannya. Pemprov Jatim, ungkap Hary, sudah melakukan antisipasi terjadi kelangkaan daging sapi di Jatim. Salah satu antisipasinya adalah melarang pemkab/pemkot untuk mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) asal. Langkah itu dilakukan untuk mengerem laju pergerakan harga daging sapi. Walau sudah ada larangan penerbitan SKKH, namun harga belum kembali stabil. “Harganya mulai turun, namun belum kembali pada harga normal,” ujar Kepala Dinas Peternakan, Heru Santoso.

Sebelum terjadi lonjakan, ungkap Heru, harga normal daging sapi berkisar antara Rp 65 ribu hingg Rp 67 ribu dalam setiap satu kilogram (kg). Stok daging sapi di Banyuwangi, sampai saat ini masih aman. Hingga kemarin (9/12), stok daging sapi masih tersedia sekitar 75 hingga 78 ribu kg. Karena itu, Heru berharap masyarakat tidak perlu resah dan stok daging sapi jelang natal dan tahun baru 2013 aman. Walau stok daging sapi aman, kata Heru, pemotongan hewan sapi di beberapa rumah potong hewan (RPH) terjadi penurunan drastis.

Sebelum bulan Oktober, pemotongan hewan setiap harinya mencapai sekitar 30 ekor. Namun, mulai bulan Oktober hingga Desember 2012, pemotongan hewan turun drastis menjadi 16 hingga 20 ekor sapi. Mahalnya harga daging sapi, mempengaruhi anjloknya permintaan pasar. Pada saat harga daging meroket, konsumen menunda untuk belanja daging sapi. Selain menunda, beberapa produsen bakso juga mengurangi produksinya selama harga daging sapi naik. Beberapa fenomena pasar itu sangat mempengaruhi pada permintaan pemotongan hewan di beberapa RPH. “Kita berharap dalam waktu dekat ini, harga kembali stabil,” harapnya. (radar)