TEGALSARI – Aktivitas surfing yang cukup ramai di pantai Banyuwangi Selatan membuat para peselancar lokal menjadi kreatif. Diantara mereka ada yang membuat papan selancar dan banyak diminati para surfer di Bali.
Pembuatan papan selancar itu dilakukan di Dusun Krajan 1, Desa/Kecamatan Tegalsari. Di tempat itu setiap hari ada lima pekerja yang membuat papan selancar yang dikomandani Saipul, 41. “Sebenarnya sudah lama pembuatan papan selancar ini,” terang Saipul.
Karena ada halangan, terang dia, produksi papan selancar sempat terhenti. Dirinya memilih pindah ke Bali untuk bermain selancar. “Papan selancar kita kirim ke Bali,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (8/10).
Papan selancar yang diproduksi itu merupakan papan dengan bahan baku serba baru, yakni dari foam yang didatangkan dari Surabaya. “Dulu kami hanya memperbaiki, tapi sekarang membuat baru,” ujar peselancar senior Bumi Blambangan itu.
Papan selancar produksinya, jelas dia, memiliki kelebihan dibandingkan yang dijual di toko. Kelebihan itu, selain masih baru juga bisa diset, sehingga papan lebih ringan dan sesuai aerodinamis pembeli. “Kualitas bisa dicoba,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, kelebihan lain yang tidak dimiliki papan selancar buatan luar negeri adalah desain atau motif hambar pada papan bisa diatur sesuai kemauan. “Kami bisa membuatkan sesuai pesanan,” cetusnya.
Tentang harga papan selancar buatannya, Saipul menyebut satu unit mencapai Rp 3 juta. Harga itu empat kali lebih mahal daripada papan surfing hasil reparasi. “Harganya mulai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta,” terangnya.
Saipul mengaku pembuatan papan selancar tersebut baru mulai lagi setelah vakum karena ditinggal ke Bali. Meski demikian, dirinya optimistis hasil produksinya masih akan diminati para peselancar di Bali. “Kita jual ke Bali,” kata Munir Shafir, 38, salah satu pekerja.
Munir menyebut, selama ini produksi pembuatan papan selancar ini cukup lancar. Meski peralatan yang dipakai tergolong tradisional. “Untuk membentuk foam masih pakai alat standar,” ujarnya. (radar)