GENTENG-Frendy Guntur Setiawan, 17, warga Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, ditemukan warga sekitar pukul 04.00 sudah meninggal dengan luka cukup parah di kepala, dan beberapa bagian tubuhnya di jalan raya Dusun Krajan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, tepatnya depan KDS kemarin pagi (16/10).
Salah satu teman korban Syamsul Arifin, 19, asal Dusun Nganjukan, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, luka parah dibagian kepala. Kedua korban itu, oleh warga dan polisi langsung dibawa ke RSUD Genteng. Dugaan kuat, kedua remaja yang meninggal dan luka parah itu menjadi korban tabrak lari. Saat kejadian, motor yang dinaiki kedua korban itu Hinda Vario tergeletak di samping kedua korban.
“Sebelum kejadian, keduanya melihat festival band di Genteng hingga malam,” terang salah satu teman korban, Andreas Didit, 21. Korban yang melihat band itu, terang dia, berlangsung hingga malam. Kemudian, sebagian memilih pulang dan lainnya ke Base Camp Arek Genteng yang berada di Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan.
Sekitar pukul 03.00, dia melihat Frendi dan Syamsuk berboncengan di jalanan Genteng. “Saat itu saya lihat dia (Frendy) pakai helm,” jelasnya. Sementara itu, Angga Setiawan, 20, kakak kandung Frendi mengatakan mendapat kabar adiknya sudah dilarikan ke RSUD Genteng. Menurut pengamatannya, luka yang dialami adiknya sebenarnya tidak terlalu parah.
“Saya lihat lukanya di bahu kanan, kepala lecet, dan kakikanan,” jelasnya. Dari hasil keterangan petugas polisi yang mengurus kasus adiknya ini, adiknya yang meninggal dan ditemukan di pinggir jalan raya itu akibat tabrak lari. “Kata polisi tabrak lari,” ucapnya.
Usai menjalani pemeriksaan di RSUD Genteng, jenazah Frendi dibawa pulang untuk dimakamkan di pemakaman umum yang ada di desanya. Kepergian Frendy ini, menyulut duka mendalam bagi Winarto, 40, dan Yayuk Ning Miyati, 35, kedua orang tuanya.
Kepada Jawa Pos Radar Genteng, Winarto mengungkapkan pihaknya hanya bisa pasrah terkait meninggalnya salah satu anaknya itu. Dia berharap orang yang telah menabrak anaknya itu bisa menyadari dan datang untuk sekadar meminta maaf.
“Saya ya pasrah saja, kalau dia mau datang ke sini untuk minta maaf itu akan lebih baik,” ucapnya. (radar)