Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tahun Lalu Jumlah Pasien Tembus 38 Ribu Orang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

jumlahMenerapkan layanan gratis selama 24 jam membuat karyawan Puskesmas Sempu sempat ketar-ketir. Nyatanya, para karyawan justru semringah sejak program itu digulirkan Maret 2012 lalu. Mengapa bisa begitu?

PUSAT kesehatan masyarakat atau yang biasa disebut puskesmas ada lah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Banyuwangi. Ditangan merekalah penanganan medis awal para pasien dilakukan. Puskesmas merupakan ujung tom bak dalam melayani kesehatan masyarakat. Pada Maret 2012, Kepala Pus kesmas Sempu, Hadi Kusairi, membuat kebijakan yang dirasa janggal. Bayangkan, puskesmas harus beroperasi selama 24 jam tanpa dipungut biaya alias gratis.

Padahal, pus kesmas lain hanya membuka la yanan gratis saat jam kerja. Selebih nya, pasien wajib bayar Sejak saat itu, muncul kekhawatiran dalam diri para karyawan. Sebab, ke bijakan ter sebut membuat para kar ya wan harus te tap melayani pasien tanpa ada ‘’uang lelah’’. Namun, pelan tapi pasti ternyata gaji me reka malah naik. Sepanjang tahun 2012, angka pasien yang berkunjung ke puskesmas tersebut meningkat tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2011, jumlah pasien ha nya sekitar Rp 21 ribu. Nah, rekapan terakhir Desember 2012, angka pasien sudah tembus Rp 38 ribu. Nah, jumlah pasien itu diprediksi akan meningkat lagi pada tahun 2013 ini. Hal itu didasarkan pada data terbaru selama empat bulan terakhir. Rekapan akhir bulan April 2013 ini, jumlah pasien yang berobat dan yang rawat inap di puskesmas itu sudah mencapai Rp 11.451 jiwa.

Para pasien yang berkunjung ke puskesmas tersebut tampaknya bukan hanya masyarakat sekitar. Tetapi, juga banyak yang berasal dari luar wilayah kerja. ‘’Persentasenya, 30 persen pasien dari luar wilayah kerja Puskesmas Sempu dengan radius 10 kilometer,’’ ungkap Hadi Kusairi. Menurut dia, layanan 24 jam gratis itu mampu menyedot pasien untuk berobat ke puskemas. Bahkan, tidak sedikit para ulama yang menjalani perawatan medis di sana.

‘’Semua pasien yang berobat dan rawat inap di sini tidak dipungut biaya,” kata Hadi sambil menyebut ruang penginapan yang tersedia berjumlah lima unit. Dia menjelaskan, kebijakan tersebut memang melanggar peraturan daerah (perda). Isinya, bahwa layanan gratis hanya berlaku saat jam kerja. ‘’Tapi, kami sudah bertekad menjalankan program layanan gratis. Toh, masyarakat tidak dirugikan dan malah sangat senang,” terangnya Sebelum kebijakan itu diterapkan, pihaknya sudah berembuk dengan para karyawan. Setelah melalui serangkaian proses, akhirnya kebijakan itu diterapkan.

‘’Sampai sekarang karyawan senang, pasien juga senang,” kata pria yang tinggal di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, itu. Dia mewanti-wanti tenaga medis agar tidak membeda-bedayakan para pasien. Artinya, pasien miskin harus diperhatikan sama dengan pasien kaya. ‘’Saya berpesan, berikan layanan terbaik kepada masyarakat miskin. Jadikan semua pasien sama,’’ terang peraih gelar doktor itu. Bagaimana dengan gaji karyawan?

Dia menyebut, ada usaha lain yang sedang digeluti di kawasan puskesmas, yaitu mendirikan kafe. ‘’Semakin banyak pasien, kafe semakin ramai. Penjualan atas aneka makanan itu bisa menambah gaji karyawan,” ujar Hadi bangga. Dia menyebut, layanan parkir diserahkan kepada masyarakat sekitar dengan kesepakatan tender. Meski begitu, pengunjung yang datang tidak dipaksa membayar biaya parkir. ‘’Hanya disediakan kaleng, pengunjung yang datang, boleh bayar dan boleh tidak,” terangnya. (radar)