Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Takut Lihat Darah, Ogah Jadi Dokter

MIRDA TRIARIES CHANDRA
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MIRDA TRIARIES CHANDRA

Meraih kesuksesan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Dibutuhkan niat kuat, usaha gigih, serta doa. Itulah prinsip yang dipegang Mirda Triaries Chandra, 15, siswa kelas IX SMPN 1 Cluring.
-SIGIT HARIYADI, Cluring-

PEMBAWAANNYA kalem. Dan danan dan cara berpakaiannya pun tidak jauh berbeda dari gadis seusianya. Tetapi ada satu kelebihan pada diri Mirda Triaries Chandra yang tidak dimiliki oleh semua orang. Dia punya keteguhan niat dan mau kerja keras. Dua sikap itu terbukti mampu mengantarkannya meraih berbagai prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik.

Capaian terbaru yang berhasil diraih bungsu dari tiga bersaudara putri pasangan suami istri (pasutri) alm. Sujari, dan Juminah, 49, ini adalah peringkat pertama try out ujian nasional (unas) tingkat SMP/MTs yang digelar Radar Banyuwangi (RaBa) bekerja sama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP se-Banyuwangi.

Tidak tanggung-tanggung, nilai rata-rata yang berhasil diraihnya dari empat mata pelajaran (matpel) yang diujikan dalam tryout tersebut mencapai 9,42. Rinciannya, dia memperoleh nilai 9,00 dari pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk soal Matematika, Mirda membukukan nilai 9,33. Hasil ujian Bahasa Inggris dan IPA ternyata lebih membanggakan lagi.

Dari dua pelajaran yang disebut terakhir tersebut, gadis yang tinggal di Dusun Kampungbaru, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran itu sama-sama memperoleh nilai 9,67. Tentu saja, prestasi yang dibukukan salah satu siswa itu membuat bangga para guru di SMPN 1 Cluring.

Betapa tidak, Mirda berhasil menyisihkan sekitar 8.000 siswa dari seantero Banyuwangi. Menurut Mirda, prestasi yang diraih tersebut tidak datang dengan sendirinya. Sebab, selama menyongsong pelaksanaan unas yang berlangsung mulai hari ini (23/4), dia menjalani rutinitas belajar yang sangat padat. Sejak awal duduk di bangku kelas IX, sekolahnya sudah memberikan bimbingan intensif bagi seluruh siswa.

Setiap Senin sampai Kamis, Mirda dan teman-teman wajib mengikuti pendalaman materi yang berlangsung pukul 06.00 sampai pukul 06.45. Setelah itu, pelajaran tambahan dilanjutkan pukul 13.00 sampai 13.45. Khusus hari Jumat, setiap pagi sebelum masuk kelas, para siswa kelas tiga di sekolah tersebut menggelar istighotsah.

Sedangkan di hari Sabtu, sekolah menggelar tryout rutin. “Ya, semua itu saya jalani dengan enjoy saja. Bagaimana pun, itu bertujuan agar saya dan seluruh siswa kelas IX bisa lulus unas,” ujar Mirda. Rutinitas yang tentu sangat melelahkan tersebut rupanya tidak mengurangi antusias Mirda untuk belajar sendiri di rumah.

Setiap selesai salat Magrib, Mirda menghabiskan waktu setidaknya selama 1,5 jam untuk membaca buku pelajaran maupun mengerjakan soal-soal latihan. “Tetapi itu saja belum cukup, saya juga selalu berdoa kepada-Nya,” tutur remaja yang bercita-cita menjadi wira-usahawan tersebut.

Meski sudah belajar ekstrakeras, Mirda tetap tidak menyangka dirinya akan keluar sebagai peraih peringkat pertama try out se-Banyuwangi. Bahkan uniknya, malam sebelum pengumuman peraih nilai tertinggi dimuat di koran ini Sabtu lalu (21/4), Mirda bermimpi dirinya meraih peringkat dua. “Surprise banget. Prestasi ini akan semakin menambah kepercayaan diri saya dalam menghadapi UN yang sesungguhnya,” tuturnya.

Usut-punya usut, rupanya cita-cita Mirda sejak kecil adalah menjadi seorang dokter. Namun belakangan cita-cita itu bergeser menjadi seorang pengusaha sukses. Pasalnya, Mirda sudah memiliki garis keturunan wira-usaha dari kedua orang tuanya yang memiliki toko mebel di kawasan pertokoan Jajag. “Tetapi alasan utama cita-cita menjadi dokter saya batalkan karena saya phobia darah.

Hal itu saya sadari beberapa tahun yang lalu. Saat itu, saya melihat seorang korban kecelakaan di jalan raya. Mata saya langsung berkunang-kunang saat melihat darah segar bercucuran dari orang itu. bahkan saya sempat pingsan,” ungkapnya seraya tersenyum. Sementara itu, Agus Susilo, guru seni budaya SMPN 1 Cluring mengungkapkan, selain memiliki prestasi menonjol di bidang akademik, Mirda juga aktif berorganisasi.

Buktinya, hampir seluruh kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) diikutinya. Di ekskul drum band, Mirda dipercaya sebagai mayoret. Sedangkan di OSIS, gadis itu menduduki jabatan Sun Seksi Pramuka. Di ekskul Pramuka sendiri, Mirda menduduki posisi wakil ketua Dewan Galang. Agus menambahkan, Mirda juga memiliki bakat di bidang fashion.

Bahkan, Mirda telah berkali-kali menjuarai lomba fashion tingkat kabupaten hingga provinsi. “Meskipun Mirda aktif sekali di dunia fashion, tetapi itu tidak sampai mengurangi minat belajarnya. Saya benar-benar bangga memiliki sisiwa seperti Mirda,” pungkasnya. (radar)