Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tangkal Gerakan Radikal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

tangkalBANYUWANGI – Sebanyak 15 peserta Konferensi Penguatan Jaringan Ulama Internasional (KPJUI) asal Timur Tengah mendarat di Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, kemarin (28/3). Mereka akan mengikuti KPJUI yang akan berlangsung selama dua hari di Pondok Pesantren Salafi yah Syafi ’iyah, Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, mulai hari ini (29/3).

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Situbondo, para mufti yang dikawal Sekretaris Jenderal International Con ference of Islamic Scholars (ICIS), KH. Hasyim Muzadi, itu mampir ke Pendapa Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi. Setiba di rumah dinas Bupati Ba nyuwangi itu, para mufti menyantap hidangan makan siang yang disediakan tuan rumah Bupati Abdullah Azwar Anas. Pengasuh Pondok Pesantren Salafi yah Syafi ’iyah Sukorejo, KHR. Azaim Ibrahimy juga ikut menyambut kedatangan ulama dari beberapa negara Timur Tengah itu. 

Usai makan siang, para mufti itu melakukan tatap muka dengan sejumlah ulama dan pimpinan pondok pesantren di Banyuwangi. Dalam pertemuan itu, Bupati Anas mengenalkan Banyuwangi kepada para ilmuwan dan ulama Timteng tersebut. “96 persen warga Banyuwangi beragama Islam. Semua agama ada di Banyuwangi,” jelas Bupati Anas. Walau banyak perbedaan agama, tapi warga Banyuwangi hidup rukun dan damai dengan warga nonmuslim.

Selain itu, Bupati Anas juga menyampaikan bahwa Banyuwangi memiliki banyak pondok pesantren yang tersebar di beberapa kecamatan. “Investasi mulai tumbuh dan berkembang di Banyuwangi,” katanya. KH. Hasyim Muzadi menyampaikan, pelaksanaan KPJUI merupakan ide almarhum KHR Achmad Fawaid As’ad. Beberapa tahun sebelum meninggal dunia, Kiai Fawaid menyampaikan kepada Kiai Hasyim untuk mengumpulkan beberapa ulama dari negara-negara Islam Timteng. 

Kegiatan itu direncanakan pada peringatan satu abad berdirinya Pesantren Salafi yah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo. Na mun, sebelum acara itu dilak sanakan, Kiai Fawaid sudah di panggil Allah SWT. “Kegiatan salah satu pesan Kiai Fawaid se belum meninggal dunia,” je las mantan Ketua Umum PBNU itu. Salah satu tujuan di selenggarakan KPJUI itu, kata Hasyim, adalah penguatan dan meneguhkan kembali nilai-nilai Islam ahlisunnah waljamaah moderat.

Tema itu sengaja diangkat dalam forum KPJUI dalam rangka mencegah radikalisasi yang terjadi di beberapa negara Islam, termasuk Indonesia. Guna mencegah radikalisasi itu, jelas Hasyim, solusinya adalah penguatan Sunni. Penguatan itu tidak hanya di Indonesia, tapi harus dilakukan masyarakat Sunni internasional. Dalam KPJUI itu ada beberapa rekomendasi yang akan dibahas. Pertama, rekomendasi untuk mencegah dan menghentikan praktik radikalisasi yang saat ini sedang ter jadi. 

Kedua, rekomendasi pen cegah dan pemberantasan korupsi. Para ulama harus ambil bagian demi mencegah dan memberantas kejahatan korupsi melalui gerakan moral para ulama. Praktik korupsi harus dicegah dan diberantas karena praktik itu akan mematikan negara. “Ke kerasan dan korupsi harus ditangkal dan ulama harus ambil bagian melalui gerakan moral,” jelasnya. Walau hanya sebentar singgah di Banyuwangi, para mufti itu mengaku senang dengan hawa Banyuwangi. “Saya tanya bagaimana kesan beliau tentang Banyuwangi. Mereka rata-rata menjawab verynice,” ujar Bu pati Anas. (radar)

Kata kunci yang digunakan :