Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Target PAD Terus Menyusut

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI- Walau operasional beberapa terminal tidak maksimal, namun Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Banyuwangi sebagai pengelola terminal, masih diberi beban target pendapatan asli daerah (PAD). Pada tahun 2013 ini, Dishubkominfo Banyuwangi menargetkan penerimaan PAD sebesar Rp 308 juta. Hingga bulan Oktober 2013 lalu, penerimaan PAD dari sektor pengelolaan terminal sudah mencapai Rp 263 juta.

Pihak Dishubkominfo masih optimistis, target PAD itu akan terlampaui sesuai target APBD 2013. “Insyaallah sebelum tahun anggaran 2013 berakhir, target PAD tahun ini akan terpenuhi,” ujar Kepala Dishubkominfo, Suprayogi. Selama ini, kata Suprayogi, target penerimaan PAD dari pengelolaan beberapa terminal tidak pernah meleset dari target. Hanya saja, setiap tahun target penerimaan PAD terminal trennya terus menurun karena potensi retribusinya juga menurun.

Retribusi bus dan angkutan kota (angkota) dan angkutan desa, tidak lagi bisa diandalkan untuk mendongkrak penerimaan PAD. Saat ini, retribusi bus yang masuk terminal sebesar Rp 600 untuk bus kelas ekonomi, Rp 1000 untuk retribusi bus Patas. Sedangkan retribusi untuk angkot dan angkudes setiap kali masuk terminal hanya dikenai retribusi Rp 200. Target PAD dari pengelolaan terminal, ungkap Suprayogi, diperoleh dari retribusi dari kios yang ada di terminal.

Retribusi dari bus dan angkot, lagi bisa memberikan kontribusi yang maksimal, karena bus dan angkot yang masuk terminal terus berkurang. Di terminal Sritanjung, ada hanya ada sekitar 30 bus yang masuk terminal setiap hari. Jika mengandalkan retribusi dari bus, maka dalam sehari hanya menerima penerimaan PAD sekitar Rp 18000 dengan asumsi besaran retribusi Rp 600. Sehingga dalam satu bulan, terminal Sritanjung hanya menerima PAD sebesar Rp 540 ribu saja.

Dalam setahun, PAD yang disetor terminal Sritanjung Rp 6,84 juta. Angka itu diperoleh kalau semua bus yang beroperasi masuk terminal. Sedangkan angkot dan angkudes yang ada di Banyuwangi ada sekitar 200 unit. Hanya saja, dari 200 unit angkudes itu tidak beroperasi keseluruhan, yang beroperasi hanya sekitar 150 unit saja. Beberapa angkot dan angkudes itu tersebar di beberapa terminal, seperti terminal Blambangan, terminal Brawijaya, dan Sasak Perot.

Sedangkan bus yang beroperasi di terminal Brawijaya, jumlahnya lebih banyak dari terminal Sritanjung. Hingga saat ini, bus antara kota dalam provinsi yang beroperasi di terminal Brawijaya sebanyak 64 unit. Jika beroperasi seluruhnya, maka dalam sehari  bisa menyumbang penerimaan PAD sebesar Rp 38,4 ribu. Dalam sebulan, retribusi bus mencapai Rp 1,14 juta dan setahun menyumbang PAD Rp 13,68 juta.  “Dua terminal merupakan awal keberangkatan bus untuk jalur selatan dan utara,” tambah Suprayogi. (radar)