Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Target Produksi 833.000 Ton Padi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Pertahankan Status sebagai Lumbung Padi Jatim

BANYUWANGI – Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (PKP) pada tahun 2012 dan 2013 menargetkan Banyuwangi tetap bertahan sebagai lumbung padi andalan Provinsi Jatim. Tahun 2011 lalu, produksi padi Banyuwangi turun, tapi tetap menjadi penghasil padi paling produktif kedua di Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Kepala Dinas PKP Banyuwangi, Ikrori Hudanto menjelaskan, produksi sub round Januari hingga April 2012 mencapai 327 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 207 ribu ton beras. “Pada tahun 2012 ini kita menargetkan produksi 833 ribu ton. Melihat iklim yang membaik, kita optimistis target itu akan terpenuhi,” kata Ikrori.

Tahun 2011 lalu, produksi padi Banyuwangi mencapai 761.300 ton dengan luas lahan panen sebesar 116.728 hektare (ha). Produksi sejumlah itu mengalami penurunan dibanding tahun 2010 yang sebesar 833.913 ton. Sementara itu, produktivitas tahun 2011 mencapai 65,22 kuintal per hektare (kw/ha), jauh di atas produktivitas Jatim yang sebesar 54,89 kw/ha.

Penurunan produksi padi disebabkan endemi wereng yang melanda Banyuwangi pertengahan 2011 lalu. Luas sawah di beberapa lokasi yang terserang wereng mencapai 13 persen, seperti di Kecamatan Rogojampi, Kabat, dan Singojuruh. “Selain itu, musim kemarau yang berkepanjangan juga menyebabkan produksi padi kita turun,” jelasnya.

Ikrori menambahkan, berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan produksi padi petani, di antaranya memperbaiki dan membangun jaringan irigasi. Jaringan yang dibangun, antara lain jaringan irigasi tingkat usaha tani (jitus) dan jaringan irigasi tingkat desa (jides). Selain itu, Dinas PKP juga mengintensifkan Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu (SLPHT) dan Sekolah Lapang Pengolahan Tanaman Terpadu (SLPT).

“Petani kita minta agar terus memantau kondisi lahan pertaniannya, sehingga bila ada gejala serangan hama bisa segera diantisipasi sebelum meluas,” tutur Ikrori. Guna menggenjot produktivitas padi, lanjut Ikrori, juga digunakan alat berteknologi tinggi pascapanen, yakni penggunaan power thresher (perontok).

Ini adalah alat pertanian yang digunakan untuk merontokkan biji padi dengan cepat dan mudah. Selain itu, membajak sawah menggunakan traktor. “Kita akan terus pertahankan Banyuwangi sebagai lumbung padi Jatim,” tegasnya. (radar)