Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Target Produksi Padi Terancam Kandas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Realisasi 114.939 Ha dari Target 125.416 Ha

BANYUWANGI – Meski musim kemarau panjang, petani Banyuwangi masih ngotot menanam padi. Hingga Oktober ini, luas tanam padi di Banyuwangi mencapai 1.854 hektare (ha). Rinciannya, tersebar di Kecamatan Muncar seluas 156 ha, Kecamatan Tegaldlimo 745 ha, Kecamatan Cluring 924 ha, dan Kecamatan Srono 745 ha. Saat ini, usia tanam padi di beberapa kecamatan itu kurang dari satu bulan. “Petani ngotot menanam padi karena berharap akhir Oktober turun hujan,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (PKP) Ikrori Hudanto.

Ikrori mengungkapkan, hingga bulan September lalu luas tanaman padi masih tercatat sekitar 114.939 ha. Padahal, target tanaman tahun 2013 mencapai 125.416 ha. “Sejak awal, petani banyak yang menunda tanam padi karena rawan kekeringan yang disebabkan anomali iklim,” jelas Ikrori. Akibat ancaman kekeringan itu, kata Ikrori, banyak petani yang tidak mau menanam padi karena khawatir gagal panen. Walau demikian, masih ada beberapa petani yang berani berspekulasi dan tetap tanam padi. Akibat musim kemarau itu, maka target tanam 2013 terancam terkoreksi cukup tajam.

Walau target luas tanaman padi terkoreksi karena kemarau panjang, tapi Banyuwangi tidak sampai kekurangan produksi beras. “Produksi beras kita masih surplus,” jelas Ikrori. Kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan itu, kata Ikrori, dapat berdampak gagal panen. Antisipasi kekeringan jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Ikrori mengungkapkan, sejak awal musim kemarau, petani sudah diserukan agar menanam tanaman selain padi, seperti jagung, kedelai, dan hortikultura. Tanaman padi membutuhkan air empat kali lebih banyak.

Apabila tetap ingin menanam padi, hendaknya dilakukan teknik budi daya yang tepat. Petani harus melakukan budi daya padi system of Rice Intensifi cation (SRI). Selain itu, dapat pula menanam padi varietas toleran kering atau padi gogo atau padi cepat panen. “Persemaian kering dan menanam umur muda akan mempercepat waktu tanam. Pengaturan jarak tanam (mengurangi populasi tanaman,” Ikrori. Untuk mengantisipasi gagal panen, kata Ikrori, setiap hari Dinas PKP turun ke lapangan Harapannya, tanaman petani bisa terselamatkan dari ancaman kekeringan.

“Kemarin ke Kecamatan Muncar untuk melakukan berbagai antisipasi dam pak kekeringan,” katanya. Antisipasi itu, kata Ikrori, tidak di lakukan sendiri melainkan di lakukan bersama Dinas Pengairan. Dalam kesempatan itu, petugas Dinas Pengairan menyampaikan kondisi terkini ter kait ketersediaan air. Sebab, pada musim kemarau terjadi penurunan debit air cukup besar. Sebagai contoh DI (daerah irigasi) Bendung Karangdoro yang mengairi sawah di 12 kecamatan, 46 desa, dan sawah 16.165 ha, saat ini debit airnya tinggal 3.500 liter per detik. Padahal, dalam kondisi normal, debit Bendung Karangdoro 9.000 hingga 11.000 liter per detik. (radar)