Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tas Limbah Kelapa Digemari Konsumen Eropa

LUAR: Bambang Haryono di arena pameran Floriade 2012 di Venlo, Belanda.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LUAR: Bambang Haryono di arena pameran Floriade 2012 di Venlo, Belanda.

Siapa sih yang mau menerima sampah dalam jumlah besar? Namun, melalui tangan kreatif Bambang Haryono, sampah pun berhasil diolah dan menghasilkan uang. Berikut oleh-oleh perjalanan pemilik studio Oesing Craft itu dari arena pameran Floriade 2012 di Belanda.

-IRENE GEZA, Banyuwangi-

BAMBANG Haryono dulu pernah berjualan lemper. Namun, kerja keras dan keuletannya membuahkan kesuksesan. Salah satu inovasi yang telah dia lakukan adalah mengelola sampah menjadi barang bernilai jual. Sampah memang sesuatu yang tidak disukai orang. Tapi, dari sebuah sampah, Bambang mendapatkan uang dan berbagai penghargaan.

“Jangankan mengolah sampah, membuang sampah pada tempatnya saja kebanyakan orang tidak mau. Lalu, bagaimana bisa menghargai sampah?” ujar pengusaha yang baru pulang mengikuti pameran Floriade 2012 di Belanda itu. Memang butuh tangan yang terampil untuk mengelola sampah menjadi uang. Bambang mencontohkan sampah berupa batok kelapa.

Batok yang biasanya selalu dibuang itu ternyata bisa dibuat barang bernilai jual. Para perajin yang dinaungi Oesing Craft berhasil membuat tas batok tersebut seharga Rp 40.000 per buah. Yang lebih menakjubkan, tas batok tersebut ternyata sangat digemari orang Eropa. Begitu dibawa ke arena pameran di Belanda, harga tas batok kelapa itu pun meroket menjadi Rp 150.000 per buah.

Sekadar diketahui, pameran Floriade tersebut merupakan even yang diadakan setiap sepuluh tahun sekali. Pameran tersebut sudah dihelat sejak tahun 1960. Pada ajang keenam kali ini, lokasi yang di gunakan sebagai tempat even bergengsi ter sebut adalah Venlo, Belanda. Acara itu di gelar mulai 5 April sampai 7 Oktober 2012. Indonesia sudah tiga kali ikut festival tersebut.

”Bagaimana tidak membanggakan, saya diundang untuk mengikuti even langka ini. Tujuan saya hanya satu, yaitu membawa nama Banyuwangi ke tingkat lebih tinggi,” ujar Bambang yang mengikuti pameran mulai 29 Juni hingga 10 Juli 2012 lalu. Pada tahun ini, Floriade 2012 bertema“Be part of the theater in nature, get closer to the quality of live. Artinya adalah jadilah bagian dari teater alam, dekatkan diri dengan kualitas hidup.

Sehingga, di pameran langka itu setiap negara tidak hanya memamerkan aneka flora dan hasil hortikultura. Lebih dari itu, mereka juga mencari perhatian dalam menunjukkan berbagai seni dan budaya yang dimiliki. Pada tahun ini Indonesia mengangkat tema “Indonesia Wonderful Islands”. Hal itu ditujukan untuk menegaskan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan keragaman dan keunikan budaya dan flora yang indah.

Bambang yang merupakan putra asli Banyuwangi itu berhasil mengikuti pameran itu bukan dengan ongkos sendiri. Sekitar 50 persen biaya mengikuti pameran itu ternyata ditanggung Kementerian UKM & Koperasi di Jakarta. Ternyata barang yang tidak begitu dikenal oleh masyarakat Banyuwangi malah sangat digemari dipameran internasional, misalnya tas berbahan batok, mangkuk dan vas berbahan kayu asem(Tamari ndus javanica).

Ternyata kepiawaian tangan Bambang tidak lepas dari berbagai pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Bambang mengakui bahwa sebenarnya Banyuwangi sangat berpotensi. Terlebih, kita memiliki bahan baku yang banyak. Yang disayangkan, masyarakat kurang inovatif dan kurang berani membuat sesuatu yang berbeda. “Perajin itu harus rajin. Namanya juga kerajinan, jadi harus dilakukan dengan rajin. Rajin garap, rajin memasarkan, dan rajin belajar,” ujarnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :