Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tembus Pasar Jepang

SIAP KIRIM: Jagung di Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
SIAP KIRIM: Jagung di Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

WONGSOREJO – Jagung produksi Banyuwangi tembus pasar internasional. Pabrik pengolahan jagung di Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo sukses mengekspor sekitar 20 ton jagung ke Jepang. Ekspor perdana jagung tersebut tampaknya akan terus berlanjut. Sebab, jagung dari Kecamatan Wongsorejo berikut tongkolnya itu diminati pasar Jepang. Namun, permintaan pasar Jepang itu belum bisa terpenuhi 100 persen.

Sebab, pabrik itu masih terkendala pasokan jagung dari petani. “Kapasitas produksi kita 100 ton per hari. Tapi pasokan jagung yang masuk hanya lima ton hingga 10 ton per hari,” jelas Direktur Pabrik Jagung An-An, An-An Sariayu Angkasa. Menurut Sariayu, untuk meningkatkan jumlah pasokan jagung, pabriknya telah menggelontor dana pinjaman lunak kepada para petani di sekitar pabrik. Sayangnya, pinjaman lunak itu belum berhasil mendongkrak pasokan jagung se- cara maksimal.

Untuk meningkatkan produksi, Sariayu menerima pasokan jagung asal Situbondo. Walau sudah ada pasokan dari luar kabupaten, namun jumlah sebanyak itu belum berhasil mendongkrak produksi pabrik. Untuk menambah pasokan, Sariayu merencanakan untuk mengembangkan ke wilayah Banyuwangi. Selama ini, pasokan jagung berasal dari petani di Kecamatan Wongsorejo dan sekitarnya.

Untuk mengatasi kendala itu, Bupati Abdullah Azwar Anas meminta petani dapat memproduksi jagung lebih banyak lagi. Petani Wongsorejo tidak perlu ragu lagi soal pemasaran jagung hasil pertaniannya. Sebab saat ini, sudah ada pa- brik yang siap untuk menam- pung hasil panen mereka. “Tingkatkan produksi guna meningkatkan kesejahteraan petani,” tegasnya. Sebelum mendatangi pabrik itu, Bupati Anas melakukan panen tembakau kasturi di desa yang sama.

Bupati cukup puas melihat produksi tembakau yang dilakukan petani Wongsorejo. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (PKP) Banyuwangi, Ikrori Hudanto mengungkapkan, Banyuwangi memiliki 1300 hektare (ha) tanaman tembakau. Dari 1.300 ha lahan tersebut, sekitar 1.017 ha tembakau ada di Kecamatan Wongsorejo. Menurut Ikrori, ada dua jenis tanaman tembakau yang dikembangkan petani di Banyuwangi.

Pertama jenis tembakau Jawa, dan kedua jenis tembakau Kasturi. “Sekitar 100 ha hasil produksi tembakau Wongsorejo dipasok ke Sampoerna,” ungkap Ikrori. Sedangkan produksi selebihnya, dikirim ke sejumlah pabrik rokok. Untuk sementara, sebagian besar hasil tembakau Banyuwangi dikirim ke Temanggung, Jawa Tengah. “Potensi tembakau kita, kualitasnya bagus. Ke depan, kita terus kembangkan,” katanya. (radar)