Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Temukan Gua Berumur Tiga Abad

RAMAI: Sejumlah warga menguras air di sekitar gua tua di Dusun Pasinan, Desa/Kecamatan Singojuruh, kemarin.|TUA: Lubang gua sepanjang 16 meter di Dusun Pasinan, Desa/Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
RAMAI: Sejumlah warga menguras air di sekitar gua tua di Dusun Pasinan, Desa/Kecamatan Singojuruh, kemarin.|TUA: Lubang gua sepanjang 16 meter di Dusun Pasinan, Desa/Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, kemarin.

SINGOJURUH – Sebuah gua tua ditemukan warga di Dusun Pasinan, Desa/Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, pekan lalu. Kemarin (19/6), air di da- lam gua yang diduga berusia tiga abad tersebut ramai-ramai dikuras warga. Ratusan warga dari berbagai daerah menyaksikan proses pengurasan air di gua yang terletak di dekat tempat budi daya jamur itu.

Gua tersebut terpendam dua meter di dalam tanah. Pintu masuk berdiameter 90 centimeter dan panjang gua tersebut 16 meter. Sejak ditemukan pekan lalu, pemerintah desa dibantu pemerintah Kecamatan Singojuruh memang langsung mengambil tindakan cepat agar misteri gua tersebut terkuak. Sebab, gua yang berada dia area persawahan milik Suparman itu diduga merupakan peninggalan sejarah di masa kerajaan.

Meski begitu, untuk menyimpulkan kepastian tersebut, pemerintah harus minta bantuan ahli sejarah. Camat Singojuruh, Nanik Machrufi mengatakan, gua tersebut ditemukan pertama kali oleh pemilik lahan bernama Suparman. Saat itu, Suparman bersama temannya sedang menggali sumur. Ternyata, saat menggali, Suparman tersebut justru menemukan lubang yang memanjang secara vertikal ke arah utara.

Mulanya, pemilik sawah tersebut tidak menyangka bahwa itu gua. Sebab, di area tersebut memang banyak gorong-gorong. Nah, saat proses penggalian itu, mendadak ada batu yang cukup besar ambrol. Saat itulah Suparman tahu bahwa lubang itu adalah gua. Saat itu juga warga tersebut langsung melaporkan yang dia lihat kepada pemerintah desa. ’’Saat kita mendapat laporan, kita langsung cepat minta bantuan,’’ kata Camat Nanik.

Puncaknya, pemerintah mendatangkan tim peneliti sejarah dari Banyuwangi kemarin.Itu dibutuhkan untuk memastikan gua tersebut. “Jadi ini belum tentu peninggalan sejarah atau situs, karena sekarang masih diteliti. Kalau memang benar ini situs peninggalan masa kerajaan, ini merupakan penemuan luar biasa,’’ kata Nanik kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi usai membahas penemuan itu di Kantor Desa Singojuruh siang kemarin.

Terhitung mulai kemarin, gua itu resmi diteliti sejumlah sejarawan lokal dari Yayasan Sejarah Blambangan (YSB). Hasil crosscheck, mereka menjelaskan dinding gua terbuat berbahan padas berwarna kemerahan. Selain itu, semakin ke dalam, gua tersebut semakin melebar. Semakin ke dalam, tinggi gua itu hampir satu meter.

“Lubang masuk itu sekitar 70 centimeter,” jelas Agus Musyidi dari YSB. Agus menjelaskan, langit-langit gua dipenuhi stalagtit dengan panjang bervariasi antara 10 cm hingga 30 cm. berdasar panjang stalagtit tersebut, diperkirakan gua tersebut sudah berusia 300 tahun. “Dengan asumsi, setiap satu centimeter stalagtit berusia 10 tahun. Nah, tinggal dikalikan saja,” jelas dosen sejarah Universitas PGRI Banyuwangi itu.

Agus menjelaskan, ada beberapa kemungkinan terkait gua tersebut. Pertama, sebagai saluran irigasi di abad ke-18. Dugaan kedua, adalah sebagai benteng pertahanan dalam peperangan melawan kolonial VOC/Belanda tahun 1771.” Tapi itu masih dugaan sementara, kita butuh penelitian lebih mendalam,” terangnya.

Ketua Yayasan Sejarah Blambangan, Suhalik menambahkan, gua tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut oleh ahli arkeologi dan geologi. Untuk sementara, tim YSB akan melaporkan temuan tersebut kepada Balai Kepurbakalaan di Bandung. “Kita akan kirim ke Bandung. Nanti akan diketahui hasilnya,” katanya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :