Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Temukan lagi Sebelas Penderita Gangguan Jiwa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

gangguanData Sementara 31 Warga Songgon Positif Gangguan Jiwa

SONGGON – Temuan 20 warga yang mengidap gangguan jiwa di Kecamatan Senggon terus ditindaklanjuti beberapa komponen terkait. Hasil pendataan lanjutan yang dilakukan Forum Aksi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (FAPMKS) kemarin (8/4), ternyata jumlah penderita gangguan jiwa di wilayah tersebut diperkirakan melebihi 31 orang.

Pendataan yang dilakukan kemarin (8/4), FAPMKS bersama Forpimka Songgon menemukan 11 warga lagi yang terindikasi mengalami gangguan jiwa. “Kita menemukan 11 warga lagi yang mengalami gangguan jiwa tingkat sedang.” cetus Istiqomah, 32, salah satu relawan FAPMKS Songgon.

Dengan ditemukan 11 warga yang mengalami gangguan jiwa itu, terang dia, sementara jumlah warga yang mengalami gangguan jiwa menjadi 31 orang. “Sebelumuya, kita menemukan 20 orang yang terganggu jiwanya tingkat sedang hingga berat,” katanya.

Menurut Istiqomah, sampai saat ini pendataan terhadap warga yang jiwanya terganggu itu masih berlangsung. Pendataan itu baru dilakukan di empat desa dari sembilan desa di Kecamatan Songgon. “Dari 31 warga yang jiwanya terganggu itu baru dari empat desa,” ungkapnya.

Berdasar data yang terkumpul, jelas dia, 31 warga yang kejiwaannya terganggu itu dari Desa Balak 6 orang, Desa Bedewang 8 orang, Desa Bangunsari 2 orang, dan Desa Parangharjo 15 orang. “Lima desa belum terdata.

Kemungkinan besar akan bertambah,” cetusnya. Terkait pendataan itu, jelas dia, FAPMKS bekerja sama dengan pemerintah desa (pemdes). Data dari desa itu ditindak lanjuti untuk dicarikan solusi. “Berdasar laporan desa, kita datangi satu persatu untuk didata,” ujarnya.

Para relawan RAPMKS bersama Forpimka Songgon dan Puskesmas Songgon kemarin (8/4) mengunjungi Desa Bangunsari. Di desa itu mereka mendatangi rumah Istiqomah, 29, salah satu warga yang diduga mengalami gangguan jiwa.

Kita juga periksa kondisi fisik dan latar belakangnya,” cetus Kepala Puskesmas Songgon, dr. Samsul Fuad. Hasil pemeriksaan sementara terhadap Istiqomah terang dia, ada riwayat genetik dari orang tuanya. Saat masih sekolah SD Istiqomah pernah mengalami gangguan jiwa berat.

Tetapi, setelah menikah, penyakitnya itu tidak pernah kambuh. “Setelah punya anak satu penyakitnya itu kambuh hingga sekarang, ujar Sugito, 34, salah satu anggota keluarganya.

Camat songgon, wagianto, yang ikut meninjau rumah Istiqomah mengaku akan terus menggiatkan penanganan terhadap masyarakat yang menyandang masalah kesejahteraan sosial itu, terutama bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM). “Ini tanggung jawab kita bersama. Kita sudah memulai gerakan ini, jadi tidak benar jika ada kesan dibiarkan pemerintah,” katanya. (radar)