Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Temukan Potongan Gigi Sekitar Gundukan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

gigiPOTONGAN gigi itu banyak ditemukan di semak berduri. Sama seperti temuan tembikar, porseien, uang kepang, gigi-gigi itu ditemukan berserakan di atas tanah yang dipenuhi semak belukar. Semula tim mengira itu potongan gigi manusia pada zaman dulu.

Karena ukurannya terlalu besar, tim ekspedisi pun diliputi rasa penasaran. Apakah itu gigi manusia ataukah hewan belum terjawab “Giginya kok besar ya, apa ini gigi manusia zaman dulu atau gigi hewan? “ujar Gerda Sukamo, salah satu anggota tim ekspedisi jawa Pos Radar Banyuwangi yang pertama kali menemukan potongan gigi tersebut.

Di sekitar gundukan yang diketahui bernama Gunung Lemah tersebut ternyata lebih banyak gigi yang ditemukan. Bahkan, tim ekspedisi menemukan potongan-potongan gigi yang masih utuh dan menancap pada gusi.

“ini gigi graham sepertinya, giginya besar-besar,” timpal Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, Samsudin Adlawi. Pada tulisan sebelumnya dibahas tentang gundukan yang mencurigakan. Dicurigai karena bentuknya sangat presisi dan sepertinya sengaja dibuat oleh manusia.

Kali ini tim mendapat informasi bahwa gundukan tersebut dulu kerap digunakan sebagai tempat ritual warga setempat jika panen raya tiba. Warga sekitar mengadakan ritual menyembelih sapi, kemudian mengubur kepala sapi yang telah disembelih itu di atas gundukan tersebut.

Jika cerita itu memang benar, bisa saja gigi-gigi yang ditemukan tersebut adalah gigi kepala sapi yang dikubur warga pada zaman dahulu. Tetapi, itu hanya spekulasi awal berdasar temuan dan informasi yang didapat tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi yang dibantu warga sekitar dan pihak Perhutani.

Yang jelas, jika gigi tersebut dianggap gigi manusia, tampaknya sangat tidak mungkin. Sebab, gigi yang ditemukan tim ekspedisi tersebut sangat besar. Satu gigi graham yang ditemukan ukurannya setara jempol tangan manusia dewasa.

“Bisa jadi itu adalah gigi kerbau. Karena dulu memang ada orang yang mengubur kepala kerbau di gundukan itu,” kata ADM Perhutani Banyuwangi Utara. Arianto, meyakinkan. Kepala Dusun Badolan, Desa Bajulmati, Jumadi, menduga itu adalah gigi binatang.

Memang benar di atas gundukan tersebut pernah dilakukan ritual mengubur kepala sapi. Bisa jadi itu gigi sapi yang dikubur warga usai melakukan ritual panen raya. “Dulu memang ada orang sekitar yang melakukan ritual itu.

Gigi yang kita temukan itu mungkin ya gigi sapi itu,” kata Jumadi diamini Nyoto, anggota tim ekspedisi yang lain. Sementara itu, MH. Qowim, salah satu anggota ekspedisi, menyebut gigi yang ditemukan tersebut memang gigi asli.

Maksudnya, gigi itu bukan gigi sintesis atau gigi mainan yang sengaja ditebar orang di lokasi tersebut. Apalagi, ada gigi graham yang ditemukan masih menancap di gusi yang telah membatu. Lokasi penemuannya sekitar satu kilometer dari Gunung Lemah.

Namun demikian, dia tidak bisa memastikan apakah gigi-gigi yang ditemukan tersebut merupakan gigi manusia ataukah gigi hewan. Yang jelas, MH. Qowim mengaku pesimistisn jika gigi-gigi tersebut dianggap gigi manusia.

Sebab, gigi-gigi yang ditemukan tersebut berukuran terlalu besar bagi ukuran manusia. Secara pribadi dia menyimpulkan, gigi tersebut bukan gigi manusia. Menurutnya, sangat mustahil gigi-gigi sebesar itu adalah gigi manusia.

Tetapi, juga tidak bisa serta merta gigi-gigi itu disebut sebagai gigi Hewan. “Semua itu harus diteliti oleh ahli forensik dulu, bukan ahli sejarah. Sebab, meski menyangkut masa lalu, tapi yang berkompeten terkait gigi adalah ahli forensik,” katanya.

Lebih jauh MH. Qowim mengajak masyarakat menyerahkan sesuatu hal kepada ahlinya. Meskipun yang dibahas adalah masa lampau yang berhubungan dengan sejarah. Tetapi, tidak semua hal di masa lampau itu bisa dibedah dengan ilmu sejarah.

Menurtnya, sama dengan masa sekarang. masa lampau juga memiliki peradaban yang kompleks. Dimasa lampau juga ada sistem pertanian, ekonomi, politik, sosial, religi, pertahanan, bahasa, arsitektur, dan lain-lain.

Semua itu adalah disiplin ilmu yang berbeda-beda. “Artinya, semua hal itu harus dibedah dengan ilmu yang sesuai, tidak bisa dibedah dengan satu alat bernama ilmu sejarah semata,” tegasnya. Kembali ke temuan gigi, MH. Qowim menerangkan sedikit tentang gigi sapi.

Menurutnya, berdasar buku yang pernah dia baca, geraham sapi terdiri atas dua belas gigi. Rinciannya, 3 gigi geraham kiri atas, 3 geraham kiri bawah, 3 gigi geraham kanan atas, dan 3 gigi geraham kanan bawah. Gigi sapi dewasa lebih besar daripada gigi manusia.

Berdasar bentuknya yang sangat besar itu, MH. Qowim menduga, kemungkinan besar gigi-gigi yang ditemukan tim ekspedisi itu adalah gigi hewan sejenis sapi. Sebab, meskipun manusia juga sama-sama memiliki gigi graham, tapi graham yang ditemukan itu ukurannya tidak lumrah.

Tetapi, sekali lagi itu perlu dipastikan oleh ahli forensik. Bisa saja itu memang gigi hewan. Tapi bisa jadi juga itu gigi manusia zaman lampau. Sebab, gigi-gigi itu ada yang ditemukan masih menancap pada gusi yang telah membatu.

Berarti sudah lama sekali. Bisa jadi gigi manusia saat ini dan zaman dulu berbeda. Itu ahli forensik yang bisa meneliti,” pungkas peneliti bahasa Oseng itu. (radar)