Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Terbang di Ketinggian 500 Kaki, Pantau Start sampai Finis

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PRIA berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) itu terlihat santai duduk di kursi panjang di balkon sebelah utara Stadion Diponegoro. Kedua tangannya asyik memainkan kamera SLR. Jepretan tersebut diarahkan kepada teman-temannya yang duduk di bangku sebelah utara.

”Hadap sini, ayo tersenyum. Kena jepretan kau sekarang,” ujar pria yang seragam bajunya ada tulisannya penerbang tersebut. Pria berpangkat AKP itu adalah Aldiyanto. Dia adalah pilot helikopter yang sejak Kamis lalu (6/5) berada di Banyuwangi.

Aldiyanto tidak sendirian membawa helikopter untuk pengamanan ITdBI tersebut. Dia ditemani seorang kopilot dan tiga kru mekanik. ”Kami berangkat dari polda pada Kamis. Tugas kami mengamankan jalannya even balap sepeda lewat udara.

Sehari kami terbang dua kali mengitari langit Banyuwangi. Mulai start sampai finis kita pantau,” jelas Aldiyanto didampingi perwira dari Polres Banyuwangi AKP Watiyo kepada JP-RaBa. Pada etape kedua kemarin (7/5) Aldiyanto mengajak fotografer Jawa Pos Radar Banyuwangi Galih Cokro dan seorang petugas dari Dishubkominfo untuk ikut dalam penerbangan selama setengah jam di udara.

Kasatpolair Banyuwangi AKP Bahrul Anam juga ikut dalam penerbangan singkat tersebut. Berkat bantuan heli polda itu, Jawa Pos Radar Banyuwangi mampu mengambil gambar cukup bagus berupa iring-iringan pembalap  saat melintas di Gambiran-Bangorejo.

”Rasanya mau muntah. Di dalam sumuk karena tidak ada AC. Untuk mengambil gambar kita harus bawa lensa kamera 80-400 mm,” aku Galih. Dia mengaku sangat berkesan dengan memotret balapan sembari naik helikopter. Yang paling terkesan adalah saat heli berada di atas udara di daerah Gambiran.

Bapak satu anak itu sempat kaget dengan manuver heli di udara. ”Helinya tiba-tiba bermanuver ke bawah, saya sempat kaget dan agak sedikit takut,” tutur Galih. Manuver yang dilakukan Aldiyanto berawal saat dia bertanya kepada AKP Bahrul Anam yang sudah terbiasa berpatroli di laut.

”Apakah Pak Bahrul sudah terbiasa berpatroli di udara,” tanya Aldiyanto kepada Bahrul. Belum sempat pertanyaan itu dijawab, tiba-tiba heli bermanuver ke bawah. Ketiga penumpang baru itu kaget bukan main. ”Pilotnya sengaja ngerjain saya dan Pak Bahrul. Perut saya langsung mual,” kata Galih.

AKP Aldiyanto menuturkan, tugas dan fungsi heli yang dipilotinya bersama kopilot AKP Istiyawan selama even balapan ITBdI berlangsung itu sebagai pengontrol petugas kepolisian yang mengawal para pembalap di sepanjang rute balapan.

”Jarak mobil patroli yang ada di depan maupun belakang pembalap tidak boleh terlalu jauh dan tidak boleh terlalu dekat. Tugas kita selain patroli ya mengontrol kepolisian Polres Banyuwangi yang patroli di bawah,” kata Aldiyanto. Selama patroli di Banyuwangi saat ITdBI berlangsung, heli tersebut selalu terbang di ketinggian 500 kaki.

Sementara itu, kecepatan heli selama patroli harus berada pada kecepatan 40 knot. ”Posisi heli juga harus ada di kanan-kiri pembalap. Tidak boleh di atasnya. Kita harus berjalan pelan mendampingi para pembalap,” tutur pilot kelahiran Magelang itu.

Kapten Pilot Polisi Udara Mabes Polri yang di-BKO-kan ke Polda Jatim itu menuturkan, biasanya heli yang dia piloti digunakan patroli udara, khususnya di wilayah udara Jawa Timur. Selain itu, heli tersebut juga biasa digunakan sebagai alat transportasi Kapolda Jatim yang akan pergi ke luar daerah.

”Heli ini pernah juga digunakan untuk keperluan SAR dan mengantar Muspida dan Gubernur Jatim. Di Indonesia ada sekitar 50 lebih heli seperti ini,” tutur Aldiyanto. Untuk keperluan patroli di udara selama even balapan ITBdI berlangsung, ternyata heli tersebut menghabiskan bahan bakar yang tidak sedikit.

Setiap satu jam helikopter bermesin ganda tersebut bisa menghabiskan 300 liter bahan bakar. ”Kita menghitungnya per jam. Etape hari ini (kemarin) patroli berlangsung selama dua jam lebih. Berarti habis sekitar 600 liter avtur,” jelas perwira polisi berusia 37 tahun itu.

Kabag Ops Polres Banyuwangi, Kompol Sujarwo menuturkan, kehadiran helikopter dari Polda Jatim tersebut memang bertujuan mem-back up keamanan ITdBI. Helikopter tersebut bergerak di udara mengikuti para pembalap di sepanjang rute balapan yang sudah ditentukan.

”Datangnya tanggal 6 Mei kemarin. Sampai ITdBI selesai helikopter ini masih terus di Banyuwangi,” tuturnya. Heli jenis Bolcow-105 atau NBO-105 buatan PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) milik Kepolisian Negara Republik Indonesia ini memang sejak beberapa hari lalu berada di Banyuwangi.

Heli yang biasanya menjadi kendaraan  atroli udara Polda Jatim itu sejak tanggal 6 Mei 2015 lalu selalu stand bay di Stadion Diponegoro. ”Tanggal 6 Mei 2015 pukul 09.00 sudah mendarat di Stadion Diponegoro,” tandas
Sujarwo.(radar)