Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Terbiasa Mengurus Jenazah sejak SMP

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

terbiasaAgus Wahyudi, 23, warga Jalan Progo 20, Kelurahan Singonegaran, ini sudah lama bertugas sebagai penjaga kamar mayat di RSUD Blambangan. Tuntutan pekerjaan membuatnya bersinggungan dengan mayat, termasuk yang sudah membusuk.

RUANG mayat di bagian belakang RSUD Blambangan terlihat sepi siang itu. Ruangan untuk me nyimpan mayat dan ruang tunggu tam pak tertutup rapat dan terkunci. Ti dak ada satu pun orang di gedung ter sebut. Setelah menunggu beberapa saat, Agus Wahyudi datang dengan napas terengah-engah. Dengan menge nakan kaus seragam bertulisan RSUD Blambangan, pria lajang itu lang sung mengambil kunci di saku ce lana. Dia langsung membuka pintu ru angan tersebut.

“Monggo, Mas,” ka tanya sambil mempersilakan masuk ke ruangannya. Ruangan penjaga kamar mayat itu ter bilang lumayan luas. Ruangan itu bersebelahan dengan ruang penyimpanan jenazah yang hanya dibatasi jalan kecil dan tembok. “Ruang mayat baru direnovasi, jadi agak bagus,” katanya sembari ter se nyum. Meski pekerjaannya bersinggungan dengan mayat, tidak ada kesan angker di raut wajahnya.

Hanya, bu jangan itu terkesan pendiam dan cenderung pemalu. Tetapi, ka lau sudah mengenal lebih dekat, pria tamatan sekolah menengah ke juruan (SMK) itu pun nyerocos saat diajak bicara. “Aku sejak kecil men jadi penjaga kamar mayat ini,” ujarnyaMenjadi penjaga kamar mayat di RSUD Blambangan, bagi Wahyudi, ada lah pekerjaan warisan Rohadi, ayah kandungnya.

Sebelum pensiun November 2012 lalu, Rohadi merupakan pegawai ne geri sipil (PNS) yang bertugas menjaga ka mar mayat. “Bapak pensiun, saya yang mengganti,” katanya. Meski tergolong karyawan baru di rumah sakit pelat merah tersebut, tapi Wahyudi bu kan sepenuhnya orang baru. Saat ayahnya masih bertugas, dia sering diminta mem bantu sang ayah. “Saya membantu ba pak mengurus mayat sejak masih SMP,” ungkapnya.

Awal membantu mengurus mayat adalah saat dirinya duduk di kelas dua SMP. Saat itu, ada pengiriman mayat yang tidak diketahui identitasnya. Mayat tersebut harus segera dikubur. “Karena tidak ada orang, saya diminta membantu bapak,” ujarnya. Sejak itu, Wahyudi yang masih bujang tidak pernah absen membantu ayahnya mengurus jenazah. Mayat yang diurus bukan hanya pasien rumah sakit yang meninggal dunia, jenazah korban pembunuhan, korban kecelakaan, dan penemuan mayat tak dikenal juga diurus.

“Semua mayat yang masuk, saya yang mengurus,” terangnya. Tugas mengurus mayat itu bukan hanya menjaga atau memandikan. Bila ada korban kecelakaan hingga bagian tubuhnya hancur, dia harus mengumpulkan hingga anggota tubuhnya menyatu dan terlihat utuh kembali. “Kalau ada yang luka, saya juga yang menjahit lukanya,” sebutnya.

Mengenai gangguan yang dialami selama menjalani tugas, putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Rohadi-Maskanah itu menyebut tidak ada. Tetapi, saat harus menjaga mayat hingga tengah malam, dia mengaku sering mendengar suara-suara aneh di sekitar kamar mayat. “Seperti ada orang jalan, saya lihat ternyata tidak ada,” katanya. Wahyudi mengaku pernah mendengar suara banyak orang di dekat ruang kamar mayat.

Anehnya, setelah didekati tidak ada satu pun orang di sekitarnya. Saklar lampu listrik juga sering berbunyi, layaknya dibuat mainan orang. “Lampu ambulans pernah tiba-tiba hidup sendiri,” ungkapnya. Pengalaman lain selama bekerja, Wahyudi mengaku pernah mengangkat sendiri mayat yang akan dikubur. Karena dana terbatas, mayat terpaksa digendong hingga ke tempat pemakaman yang berjarak sekitar 150 meter dari ruang mayat.

“Kalau capek, mayatnya saya taruh dulu,” sebutnya. Sebagai karyawan di RSUD Blambangan, pria tersebut menyebut jam kerjanya tidak terbatas. Hingga saat ini, untuk santai dengan bepergian agak lama juga tidak bisa. “Kalau pergi agak jauh, terus ada mayat yang perlu diurus bagaimana,” cetusnya.

Sebagai karyawan dengan status masih swasta, jam kerjanya memang sejak pukul 07.00 hingga pukul 14.00. Tetapi, bila ada penemuan mayat atau korban meninggal karena kecelakaan, meski itu tengah malam, dia harus merawat dan menjaganya. “Doakan bisa diangkat jadi PNS ya,” harapnya.  (radar)

Kata kunci yang digunakan :