Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tiga Titik Api Memicu Kebakaran Hutan Bangsring

Ilustrasi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilustrasi

WONGSOREJO – Kebakaran hutan mulai merambah di wilayah utara Banyuwangi sejak Selasa  lalu (12/9). Kebakaran hutan di  petak 80-A, Resort Pemangku Hutan (RPH) Desa Bangsring,  Bagian Kesatuan Pemangku  Hutan (BKPH) Wongsorejo.

Pantauan wartawan Jawa Pos  Radar Banyuwangi, asap masih mengepul di lereng Gunung Ijen dan terlihat beberapa area hangus dilalap api siang kemarin (13/9).

Petugas gabungan dari Polsek Wongsorejo, BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Banyuwangi, Perhutani dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) Banyuwangi, sudah mengecek lokasi area yang terbakar. Luas area hutan yang  dilalap api masih belum diketahui berapa hektare luasnya.

“Kami  sudah berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait. Untuk saat ini masih belum diketahui berapa  luas yang terbakar,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharam.

Dari pantauan satelit Lapan, ada sembilan titik api yang terdeteksi, namun yang berpotensi ada tiga titik api. Ketiga lokasi  tersebut ada di lereng Gunung Ijen dan jauh dari permukiman warga serta hutan produktif.

Area yang terbakar didominasi oleh tumbuhan alang-alang setinggi empat meter. Area tersebut  jauh dari hutan sekunder dan tidak berpotensi membahayakan.  Akan tetapi, masih terus dikaji  serta dipantau oleh pihak BPBD  Banyuwangi.

“Area tersebut masih  dalam wilayah Banyuwangi dan hanya tumbuhan alang-alang kering yang terbakar,” jelas Eka. Untuk masuk ke dalam area yang terbakar, kata dia, sangat sulit dan  harus melewati bukit serta lembah.

“Tumbuhan jenis alang-alang kering sangat mudah terbakar dan  mudah juga padam sendiri tanpa harus dipadamkan,” Papar Eka. Eka juga menambahkan jika saat ini api tidak menyebar luas. Kebakaran masih bisa dikendalikan dan tidak masuk dalam kategori berbahaya.

“Saat ini api sudah padam dan hanya terlihat  asap tebal saja yang mengepul. Kebakaran disebabkan oleh  musim kemarau dan beberapa  titik api jauh dari permukiman warga dan lahan pertanian, serta  jauh dari rute yang dilalui oleh para pendaki gunung,” tandasnya.(radar)