Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tinggalkan Golkar, PPP Merapat ke Dahsyat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Ajukan Permohonan Rekomendasi DPP PPP

BANYUWANGI – Rencana koalisi Partai Golkar dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk mengusung calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 tampaknya tinggal  impian belaka.

Jelang pendaftaran cabup-cawabup, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPP Banyuwangi mengajukan pasangan Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) untuk mendapat rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai berlambang Kakbah tersebut.

Pengajuan usul rekomendasi PPP itu sudah disampaikan kepada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jatim di Surabaya kemarin (25/7). Sekretaris DPD PPP, Syamsul Arifin mengatakan, pihaknya datang ke Surabaya untuk menyampaikan pengajuan pasangan Dahsyat sebagai cabup-cawabup kepada DPW PPP Jatim.

Selanjutnya, DPW PPP meneruskan pengajuan itu kepada DPP PPP di Jakarta. “Pengajuan itu sudah diteruskan DPW kepada DPP PPP. Kami optimistis sebelum pukul 00.00  tanggal 26 Juli, rekomendasi sudah di tangan,” ujarnya dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Syamsul mengungkapkan, pihaknya mengajukan pasangan Dahsyat untuk mendapat rekomendasi DPP didasari realitas politik di Banyuwangi. Dikatakan, pengurus dan fungsionaris partai berkeinginan Banyuwangi lebih  maju.

“Seperti yang kita ketahui, selama hampir lima tahun memimpin,  pasangan incumbent  (Anas-Yusuf) telah membawa Banyuwangi pada kemajuan yang signifikan,” tuturnya.

Ditanya tentang tindak lanjut koalisi dengan Golkar, Syamsul menjelaskan, selain intens komunikasi dengan pimpinan parpol berlambang beringin itu, PPP juga menjalin komunikasi yang baik dengan parpol-parpol lain, bahkan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang notabene telah memiliki kandidat lain, yakni pasangan HM. Joni Subagio dan A. Munib Syafaat (tuntas).

“Tetapi, pada gilirannya kami harus cepat mengambil keputusan supaya PPP tidak dilecehkan masyarakat dan dianggap hanya sebagai pelengkap,” cetusnya.  Sementara itu, sudah menjadi rahasia umum warga Nahdlatul Ulama merupakan salah satu  basis masa PPP.

Di sisi lain, pasa ngan Joni-Gus Munib (Tuntas) mengklaim telah mengantongi dukungan NU Banyuwangi. Ditanya terkait hal itu, Syamsul menanggapi dengan santai. Menurut  dia, sejak awal era reformasi, PPP seolah-olah telah “disingkirkan” dari NU. “Tetapi, realitasnya PPP lebih  NU dari yang lain.

Setelah ini, kami akan berkomunikasi lebih lanjut dengan NU karena silaturahmi tidak boleh terputus,” pungkasnya. (radar)