Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

TNI AD Bangun Jembatan Gantung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

tniSONGGON – Komandan Korem 083 Baladhika Jaya Kolonel Infanteri Ardiansyah Triono melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan Desa Sumberbulu dan Desa Bayu, Kecamatan Songgon, kemarin pagi (20/1). Saat melakukan peletakan batu pertama dalam rangka karya bakti Kodim 0825 tersebut, Ardiansyah didampingi Dandim 0825 Muslimini Fasya dan Sekkab Banyuwangi Slamet Karyono.

Selain itu, acara tersebut juga dihadiri jajaran Forum Pimpinan Kecamatan Songgon, para tokoh agama, dan tokoh masyarakat, serta kepala desa se- Kecamatan Songgon. Ratusan warga sekitar juga terlihat berbondong-bondong memenuhi lokasi peletakan batu pertama tersebut di tepi Kali Badeng yang selama ini dikenal dengan olahraga arung jeram.

Komandan Korem 083 Baladhika Jaya, Kolonel Infanteri Ardiansyah Triono mengatakan, pembangunan jembatan itu sebagai bentuk kepedulian pemerintah pusat terhadap wilayah-wilayah terpencil di seluruh Indonesia, termasuk Banyuwangi. “TNI AD diperintahkan mencari desa-desa yang perlu dibantu. Kerja sama antara TNI, pemkab, dan masyarakat, sangat dibutuhkan dalam program ini,” katanya.

Ardiansyah berharap, dibangunnya jembatan gantung itu akan meningkatkan kerja sama antar desa, memudahkan akses bagi anak-anak sekolah, dan para pekerja yang menyeberang. Harapannya, ke depan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, Dandim 0825 Banyuwangi, Muslimin Fasya menambahkan, selain pembangunan jembatan gantung ter sebut, juga ada satu bantuan lagi dari pemerintah pusat, yaitu satu unit mobil tangki untuk mengangkut air bersih.

“Nanti mobil tersebut akan di manfaatkan salah satu desa di Kecamatan Genteng, karena kerap kekeringan dan kesulitan air bersih,” tuturnya. Sementara itu, karya bakti TNI AD kemarin disambut warga dengan antusias. Mereka bersyukur sekali ada pembangunan jembatan tersebut. “Biasanya kalau mau menyeberang ke desa setelah (Desa Bayu), warga menggunakan jembatan kayu yang kami bangun sendiri.

Tapi, kalau banjir datang, jembatan itu sering hanyut terbawa air, sehingga kami tidak bisa menyeberang,” ujar Bonadi, warga Desa Sumberbulu, itu. Setelah debit air menurun, tutur Bonadi, warga membangun jembatan kayu pengganti jembatan lama yang tersapu banjir. Warga kedua desa tersebut yang terbilang sering menyeberangi Kali Badeng ada lah anak-anak sekolah dan warga yang bekerja sebagai buruh tanam di tepi hutan.

Perlu diketahui, jembatan gantung yang menghabiskan anggaran Rp 300 juta itu dibangun di lahan milik Perhutani dan menyeberangi sungai di ba wah pengawasan Dinas PU Pengairan. Pengerjaan jembatan penghubung dua desa itu ditargetkan rampung dalam jangka waktu tiga bulan ke depan. Nanti akan dibangun tiangtiang pancang di ke dua sisi jembatan untuk menghubungkan jembatan tersebut. Jalan menuju jembatan juga akan diplengseng secara bertahap agar tidak mudah longsor. (radar)