Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Todong Presiden Jokowi Berkunjung ke Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Masykur Aly dan para ulama yang diundang ke Istana negara.

SIANG kemarin (23/8), kediaman ketua PCNU Banyuwangi, KH. Masykur Ali di Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng terlihat agak ramai. Sejumlah tamu, tampak berkunjung dengan silih berganti.

Di meja ruang tamu yang ada di kediaman Kiai Masykur, terlihat ada empat  toples berisi jajan dan camilan. Selain itu, juga ada beberapa lembar foto seputar upacara kemerdekaan di Istana Negara  yang baru diikuti. “Ayo, monggo masuk,” cetus Kiai Masykur pada  Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Masykur Aly bersalaman dengan Presiden Jokowi di Istana Negara tanggal 17 Agustus lalu

Pengasuh Pondok Pesantren  Ibnu Sina, Jalen, itu langsung menujukkan tiga arsip berupa undangan dan foto saat berada di Istana Negara. Dalam undangan  yang bersampul merah putih,  terlihat jelas namanya dengan  status sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Ibnu Sina.

Dua lembar foto yang dibingkai kertas nuansa kemerdekaan, berupa foto  Presiden RI Jokowi dan dirinya yang sedang bersalaman dan berangkulan. Sedang foto lainnya,  berupa foto bersama 10 tokoh lain, termasuk Habib Luthi dari Pekalongan.

Bertemu dengan Presiden, menjadi pengalaman yang istimewa. Terlebih dalam kesempatan itu, presiden memberikan kesempatan untuk menyampaikan sejumlah hal terkait  pendidikan dan masyarakat.

“Saya sebelumnya pernah bertemu dengan bapak Jokowi, saat masih kampanye,” katanya. Meski bukan satu-satunya warga Banyuwangi yang hadir dalam upacara tersebut, tapi Kiai Masykur mengaku sangat bersyukur karena ditempatkan dalam  tenda kehormatan bersama  sejumlah pejabat penting negara. Tapi, itu semua berkat berkah pesantren.

“Duduk di belakang saya Menag (Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin), di  depan saya ada Pak Wiranto  (Menko Polhukkam) dan Pak Luhut  (Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan),” jelasnya.

Sebelum memasuki Istana Negara, Kiai Masykur yang sempat menginap di Hotel Alia, dijemput oleh bus dan langsung menuju  istana presiden. Setelah memasuki pemeriksaan Paspamres, dia bersama sejulah tokoh lainnya  menunggu di ruang transit.

“Saya juga kaget, masuknya itu dijemput mobil yang seperti di golf itu,”  ucapnya. Setelah upacara bendera berakhir, bersama undangan lain kembali ke ruang transit. Setelah makan siang, staf protokoler istana memberi tahu jika nama-nama yang dipanggil untuk bertahan dan tidak beranjak  pulang.

“Tidak boleh pulang dulu karena bapak presiden mau ngobrol, lha nama saya ikut dipanggil,” katanya. Dalam pertemuan itu, semua tamu undangan diberi kesempatan untuk menyampaikan persoalan secara langsung kepada Presiden.

Kiai Masykur menyampaikan rencana Presiden RI Jokowi yang akan mendirikan unit perekonomian berupa Bank Syariah di kalangan pesantren itu sangat bagus. Selain itu, komitmen pemerintah di era Jokowi dengan memberi penghargaan pada ulama pesantren, juga diapresiasi.

“Saya sampaikan atas nama warga NU, atas nama warga Banyuwangi atas kinerja  Pak Presiden,” ucapnya. Di kesempatan itu pula, Kiai Masykur memberanikan diri untuk meminta Presiden Jokowi berkunjung ke Banyuwangi.

Menurutnya, sebagai daerah paling ujung timur   di Pulau Jawa, warga Banyuwangi juga berharap Presiden bisa berkunjung ke daerahnya, terlebih kabupaten-kabupaten tetangga sudah disinggahi.

“Saya menyampaikan kunjungan bapak ke Jember sudah, kenapa bapak  tidak langsung ke Banyuwangi  juga,” ucapnya. Dari pengakuan Kiai Masykur, saat itu Presiden Jokowi menyampaikan akan mengagendakan untuk mengadakan kunjungan selama tiga hari ke timur  Jawa, termasuk Banyuwangi.

Diharapkan, kunjungan itu akan membawa manfaat dan kemajuan positif baik pemberdayaan maupun pembangunan masyarakat.  “Kalau beliau datang, kan jelas  bawa program,” ucapnya. (radar)