Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tren Sakit Pernapasan Meningkat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Penyakit Radang Tenggorokan Mengancam Masyarakat

BANYUWANGI-Sebulan terakhir penyakit saluran pernapasan mendominasi kasus-kasus yang ditemukan di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Banyuwangi. Penyakit tersebut sering menyerang pasien anak-anak hingga orang dewasa. Selain itu, diare juga masih banyak ditemukan dalam pemeriksaan.

Mujito, SKM, MMKes, Kepala Puskesmas Wonosobo, Kecamatan Srono mengakui bahwa penyakit saluran pernapasan cukup banyak ditemukan dalam bulan ini. “Yang paling banyak ditemukan adalah ISPA, yakni infeksi saluran pernapasan bagian atas,” ungkapnya saat ditanya koran ini, kemarin.

Sementara itu, common cold atau batuk pilek biasa, cukup banyak ditemukan di Puskesmas Kertosari, Kecamatan Banyuwangi. Menurut drg. Wahyu Primawati, MAP, Kepala Puskesmas Kertosari, ada sepuluh penyakit yang mendominasi selama bulan Oktober 2012. Selain common cold, gastritis juga diderita banyak pasien. Gastritis adalah penyakit radang selaput lendir pada lambung. Ini dapat diartikan bahwa sel-sel darah putih pindah ke dinding perut sebagai respons terhadap beberapa jenis cedera pada lambung.

Gastritis adalah penyakit yang sangat mengganggu dan dapat menimbulkan masalah yang mengancam di kehidupan orang banyak, apabila tidak diobati sebelum terlambat. “Di urutan ketiga adalah penyakit Myalgia, yaitu nyeri otot,” ungkapnya kepada RaBa, kemarin. Di urutan keempat, lanjut Wahyu, penyakit Faringitis, yakni suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokan atau hulu kerongkongan.

Kadang juga disebut radang tenggorok. “Hipertensi, gatal alergi, gatal infeksi, bronchitis, diare, dan rematoid arthritis, adalah kasuskasus penyakit lainnya yang ditemukan selama bulan Oktober lalu,” terang Wahyu. Kabid Penyehatan Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Banyuwangi H. S.Fajar Harijanto, APP, MKes mengakui bahwa penyakit pernapasan dan diare cukup mendominasi dalam kurun sebulan ini.

Kepada koran ini, Fajar menjelaskan bahwa penularan dan perkembangan penyakit itu dilatarbelakangi empat faktor. Faktor pertama adalah lingkungan dan kedua adalah perilaku masyarakat. “Faktor ketiga pelayanan kesehatan dan keempat faktor keturunan,” sebutnya kemarin. Nah,lanjut dia, faktor yang paling mempengaruhi adalah lingkungan dan perilaku masyarakat.

Jika lingkungan sudah bersih dan sehat, apalagi didukung perilaku masyarakat dengan hidup bersih dan sehat, maka sebagian besar masalah kesehatan akan terselesaikan. “Jika lingkungan dan perilaku sudah sehat, maka 80 persen persoalan kesehatan sudah terselesaikan,” cetusnya. Untuk itu, imbuh dia, program sosialisasi dan mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan terus digalakkan. Begitu juga melakukan penyuluhan agar masyarakat mengubah perilaku ke arah hidup bersih dan sehat. “Hal itu yang sekarang sedang intens kami lakukan di kalangan masyarakat,” pungkasnya. (radar)