Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tsunami tak Terjadi, Warga Pesisir Lega

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

tsunamiMalam Ngungsi Siang Pulang

PESANGGARAN – Kepanikan sempat dirasakan warga pesisir Pantai Banyuwangi Selatan Rabu malam lalu (2/4). Sebagian warga pesisir Dusun Pulau Merah dan Dusun Pancer mengungsi ke Balai Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, malam itu. Warga sekitar Pantai Pulau Merah dan Pantai Pancer berbondong- bondong mengungsi ke Balai Desa Sumberagung. Mereka berangkat ke balai desa setelah mendengar informasi gempa di Chili mengakibatkan gelombang tsunami yang berpotensi sampai ke Indonesia.

Seorang warga Dusun Pancer, Endri, mengakui dirinya bersama warga memutuskan meng ungsi setelah mendengar in formasi tersebut. Padahal, dia mengakui bahwa informasi yang disampaikan sebenarnya hanyaimbauan agar warga pe sisir Banyuwangi Selatan was pada. Endri menambahkan, warga Dusun Pancer masih memendam rasa trauma akibat tragedi gelombang tsunami yang terjadi tahun 1994 silam. “Semua panik karena ingat kejadian tahun 1994,” tuturnya. 

Terkait pemilihan balai desa sebagai tempat mengungsi, karena mereka mengungsi di tempat tersebut saat bencana tsunami 20 tahun lalu. “Dulu saat terjadi tsunami tahun 1994, warga mengungsi di balai desa. Jadi, tadi malam (3/4) kita berkumpul di sana (balai desa),” ujar Dino, warga Dusun Pancer. Lokasi pengungsian ternyata tidak hanya bertempat di Balai Desa Sumberagung. Beberapa warga ada yang memilih mengungsi di hotel Panorama Agung.

Mereka beralasan, posisi hotel tersebut lebih dekat dengan tempat tinggalnya. “Lebih dekat di sini,” ujar Yuli, warga Desa Sumberagung. Camat Pesanggaran Didik Joko Suhono saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwagi di pantai Pulau Merah membenarkan adanya warga yang mengungsi malam itu. Sebenarnya, kata Didik, imbauan yang disampaikan pemerintah adalah warga pesisir diminta waspada. 

Namun, sepertinya warga sudah telanjur panik saat mendapat kabar tersebut. Karena itu, warga langsung berkemas dan mengungsi ke Balai Desa Sumberagung. “Kita minta waspada, ternyata mereka langsung mengungsi,” ujar Camat Didik.  Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi pagi kemarin, ratusan warga tersebut berangsur kembali ke rumah masing-masing. Mereka mau pulang setelah melihat kondisi pantai stabil.

Sementara itu, prakirawan BMKG Banyuwangi mengatakan, sebenarnya gelombang tsunami tetap terjadi di pantai Banyuwangi Selatan. Namun, skala gelombang yang datang ter lalu kecil, sehingga tidak ter lihat mata. Selain itu, kejadian gempa di Chili tidak serta merta menyebabkan gempa susulan di daerah Indonesia. Gempa di Chili itu memang kuat, jadi berdampak terhadap ge lombang laut. “Kalaupun ada gempa bukan karena yang ter jadi kemarin. 

Semua daerah berpotensi gempa” ujar petugas BMKG Banyuwangi tersebut. Komandan Pos TNI AL Pancer, Pelda Marinir Poniran menambahkan, warga yangme ng ungsi di balai desa malam itu bukan sebagai bentuk tanggap bencana. Meski di pantai Pulau Merah dan Pantai Pancer telah diadakan simulasi bencana, tapi pengungsian kali ini disebabkan situasi panik.

Padahal, informasi yang disampaikan pemerintah setempat, warga diminta waspada. Namun, gara-gara teringat peristiwa tsunami 20 tahun silam, mereka langsung panik. “Semalam semua panik. Mereka banyak yang takut tragedi tsunami terjadi lagi,” ujarnya. Sementara itu, kepanikan juga di rasakan warga sekitar pesisir Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Rabu malam. Meski tak sampai mengungsi seperti yang dilakukan warga Desa Sumberagung,  kabar prediksi tsunami kali ini membuat para nelayan di sekitar pantai Grajagan panik. 

Sejak Rabu petang lalu para nelayan berusaha mengamankan perahu masing-masing di tempat yang lebih tinggi, yaitu di dekat bukit. “Tadi malam sampai pukul 21.00 baru selesai. Perahunya banyak yang diamankan di tepi hutan,” kata Miseran, 50, wargaPantai Grajagan. Setelah mengamankan semua perahu, para nelayan langsung balik ke rumah masing-masing guna menghindari gelombang tsunami.

Beruntung, prediksi tsunami pukul 08.15 itu tidak seperti yang diperkirakan. Hing ga siang kemarin ombak di Pantai Banyuwangi Selatan te tap bersahabat. Kondisi itu membuat warga di pesisir pantai Grajagan merasa tenang. Bahkan, sebagian mereka kembali bermain ke kawasan pesisir wana wisata itu. “Memang kabarnya dari televisi diprediksi terjadi tsunami, tapi nggak ada gitu,” kata Ida, warga Desa Grajagan kemarin.  

Sementara itu, informasi bakal terjadinya tsunami mengundang perhatian jajaran Forum Pimpinan Kecamatan Purwoharjo. Sejak kemarin malam hingga pagi mereka terus mengimbau masyarakat agar tenang dan waspada. Mereka juga membagikan selebaran  bahwa tsunami yang diperkirakan bakal terjadi tak akan membahayakan. “Karena tinggi ombak hanya 0,5 meter. Jadi nggak begitu mengkhawatirkan,”kata Camat Purwoharjo, Zein Costolani. (radar)

Kata kunci yang digunakan :