Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ulah Nyeleneh Aiptu Partika, Atur Lalu Lintas Sembari Pamer Ular

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ularPAGI itu cuaca Banyuwangi cukup cerah. Kondisi itu sangat mendukung warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ruas jalan di kawasan kota Bannyuwangi pagi itu cukup padat.  Kepadatan arus lalu lintas itu menimbulkan rasa lelah.

Bahkan, acapkali kondisi itu memicu rasa kantuk. Rasa kantuk itu menjadi salah satu  pemicu kecelakaan di jalan raya. Cuaca yang cerah itu menggugah Aiptu Partika Budi Santoso pamer ketangkasan menggendong ular. Seperti biasa, dia turun jalan untuk mengatur lalu lintas. Tujuannya jelas, agar semua pengguna jalan teratur dan kemacetan dijalan raya bisa diurai.

Kali ini Partika terjun ke jalan bukan meniup peluit, tapi membawa ular sanca jenis albino. ‘Tentu saja tindakan nyleneh itu menyebabkan heboh setiap pengendara yang melintas di kawasan itu. Dia menggendong seekor ular sanca sepanjang empat meter.  Kedua tangannya tampak memberikan petunjuk dan mengarahkan semua pengendara, baik roda empat maupun roda dua.

Tindakan itu bukan semata- mata demi mencari sensasi atau pujian. Sebab, secara eksplisit, suami Wahyu Wonowati itu mengajak masyarakat mencintai satwa dan jangan sampai hewan-hewan itu punah.  Memang tindakan polisi nyentrik itu mampu menggugah masyarakat mencintai Satwa. Meski termasuk hewan buas, tapi jika dipelihara dengan baik, hewan tersebut pasti akan menyayangi kita. Meski membawa ular Sanca, dia tidak menunjukkan sikap garang.

Partika selalu tersenyum ketika tengah menjalankan tugas. Para pengendara pun menyambut baik dengan senyum mengembang.  Bahkan, tidak sedikit kalangan pengendara mengacungkan jempol sebagai bentuk dukungan kepada tindakan polisi asal Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, itu.  Partika mengatakan, aksi pamer ular itu untuk mengajak semua masyarakat agar mencintai hewan. Hewan-hewan itu termasuk hewan buas, tapi tidak harus diburu dan diambil manfaatnya.

“Jika kita menghargai lingkungan, maka habitat akan memberikan manfaat kepada kita,” ujarnya.  Selama ini polisi yang pernah bertugas di Timur-Timur pada tahun 1993 hingga 1999 itu memang sudah dlkenal luas di lingkungan Polres Banyuwangi sebagai polisi penakluk sekaligus pawang ular. Sampai saat ini dia masih memelihara berbagai macam satwa.

Selain ular, juga ada banyak hewan jenis lain, misalnya luwak dan lingsang. ‘Tercatat ada empat ular berbagai jenis, yaitu sanca albino dan sanca jawa. Bahkan, dia pemah memelihara dua ekor ular kobra. Tetapi, belakangan dua ekor ular tersebut dilepas gara-gara pernah mengggitnya. “Setelah lama saya pelihara, dua ular kobra itu saya lepas karena menggigit tangan saya,” ungkapnya kemarin.  Meski digigit, tapi polisi berusia 42 tahun itu tidak mengalami luka serius.

Dia sudah punya cara khusus dalam mengatasi masalah ular berbisa. “Sepasang ular kobra itu sudah saya lepas di Selogiri sekitar delapan bulan lalu,” terangnya.  Apakah tidak berisiko memelihara ular berbisa? Dia mengaku justru tertantang menaklukkan hewan berbisa. Hasilnya, selama ini tidak pernah terjadi masalah yang membahayakan dirinya. “Bisa ular tidak bisa dihilangkan, Kalau sudah berbisa ya tetap berbisa. Bisa hilang kalau ularnya mati,” katanya.

Partika memang kerap kali diundang menangkap ular besar.  Salah satunya menangkap ular di saluran irigasi DPRD Banyuwangi pada tahun 2008 silam. Rentetan ular di berbagai daerah juga berhasil dia tangkap tanpa risiko yang membahayakan dirinya.

Rasa cinta terhadap satwa membuat dia harus merogoh kocek dalam-dalam untuk memenuhi kebutuhan hewan piaraanya itu, dia harus mengeluarkan duit jutaan rupiah. “Sebulan habis Rp 2 jutaan,” sebutnya sambil tersenyum lebar.  Yang pasti, semua satwa itu tidak dia tangkap di kawasan hutan. Semua hewan koleksinya merupakan hasil tangkapan di luar hutan. “Saya mulai dulu memang hobi memelihara satwa. Saya tidak ingin hewan- hewan itu ditangkap dan dibunuh,” tandasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :