BANGOREJO- Sejumlah umat Hindu dari berbagai daerah di Banyuwangi Selatan, menggelar upacara ngaben di kantor Yayasan Kusuma, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo kemarin (2/4).
Ngaben yang dilakukan dengan cara kremasi pada jenazah Romo Mangku Karno dari Pura Widya Samsara, Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, dilakukan di krematorium, Yayasan Kusuma, Desa Kebondalem, itu terlihat berlangsung khidmat. Puluhan pemuka umat Hindu, tampak menggelar doa bersama.
Menurut Sarkam Wasiyanto, salah satu sesepuh umat Hindu, asal Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, mengatakan kremasi yang dilakukan untuk mendiang Romo Mangku itu berbeda dengan umat Hindu lain karena yang bersangkutan selalu menjadi pelayan umat.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi kebutuhan keluarga, tetapi juga kewajiban kita,” jelasnya. Ketua PHDI Kecamatan Purwoharjo, Agus Wiyono, mengatakan proses ngaben biasanya menunggu hari baik jenazah, seperti hari lahir atau hari baik menurut keluarga.
Secara umum, proses ngaben itu ada dua cara, yakni ngaben kering dan ngaben basah. Kremasi yang dilakukan ini identik dengan ngaben basah karena dilakukan sesaat setelah meninggal. “Untuk ngaben kering dilakukan setelah seribu hari atau lebih,” ungkapnya.(radar)