Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Umum Rp 5.000, Pelajar Rp 2.000

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

umumBANYUWANGI – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin sebesar Rp 2.000 per liter, ternyata membuat para sopir angkutan kota (Angkot) kelabakan. Mereka ini langsung menaikkan ongkos sebesar Rp 1.000 untuk umum dan pelajar. Para sopir ini, takut akan merugi bila ongkos tidak dinaikkan. Apalagi, sejak beberapa tahun terakhir penumpang angkot mengalami penurunan yang cukup tajam.

“Pemerintah memang belum menaikkan biaya naik angkot, tapi kita sudah menaikkan,” cetus Isnaini, salah satu sopir angkot jurusan Terminal Brawijaya-Blambangan ini. Menaikkan ongkos angkot ini, jelas Isnaini, sudah menjadi kesepakatan bersama para sopir. Ini semua dilakukan, jelas dia, karena pemerintah telah menaikkan harga BBM. “Kalau ongkos angkot tidak dinaikkan, kita bisa bangkrut,” kata warga Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi ini.

Menurut Isnaini, sebelum ada pengumuman dari pemerintah mengenai kenaikan BBM, ongkos naik angkot dengan jurusan Terminal Brawijaya-Blambangan, dan Terminal Brawijaya- Sasak Perot, itu besarnya hanya Rp 3.000 untuk umum dan pelajar Rp 1.000. “Semua sepakat (sopir) dinaikkan Rp 1.000,” ungkapnya saat ditemui di Terminal Blambangan kemarin. Dengan ada kenaikan ini, lanjut dia, ongkos naik angkot akhirnya menjadi Rp 4.000 untuk umum.

Sedang bagi pelajar, jela dia, setelah ada ke naikan ini menjadi Rp 2.000. “Tapi juga ada yang member Rp 5.000 dan tidak mau mengambil pengembalian,” cetus salah satu sopir angkot jurusan Terminal Brawijaya-Blambangan yang enggan menyebutkan namanya. Sopir angkot 1 (Lin 1) ini menyampaikan para sopir sepakat menaikkan ongkos sejak Sabtu (22/6) lalu, atau sejak diumumkan kenaikan harga BBM.

“Cari penumpang itu se karang susah, kalau tidak naik bisa gak makan kita,” katanya sambil pergi. Ongkos naik angkot yang naik sebelum ada ketentuan dari pemerintah ini, juga berlaku untuk jurusan Terminal Blambangan- Terminal Sritanjung, Ketapang, Kecamatan Kalipuro. “Kami juga menaikkan  sejak Sabtu (22/6) kemarin,” sebut Misnawan, sopir angkut juru san terminal Blambangan-Sritanjung.

Menurut Misnawan, ongkos angkot dengan jurusan Terminal Blambangan-Sritanjung, sebelum ada kenaikan harga BBM se besar Rp 4.000 untuk umum dan Rp 1.000 untuk pelajar. “Kita naikkan Rp 1.000 semua, pe numpang umum jadi Rp 5.000 dan pelajar jadi Rp 2.000,” sebutnya. Misnawan menyebut, se lama ini para sopir sudah banyak yang merugi karena pe numpang yang sepi. Bila ongkos tidak dinaikkan, maka para sopir bisa gulung tikar.

“Ter kadang seharian itu hanya dapat hasil Rp 30 ribu,” kata sopir asal Desa Ketapang ini. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Darat Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Banyuwangi, Hendra Lesmana saat dikonfirmasi mengaku belum ada kenaikan ongkos bagi angkot.

“Pemerintah be lum menaikkan ongkos naik angkot,” sebutnya. Hanya, lanjut Hendra, karena ada kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000 per liter, tentu para sopir angkot juga banyak yang mengeluh bila tidak ada penyesuaian. “Akan segera kita ba has bareng masalah ongkos naik angkot ini,” katanya saat ditemui di Terminal Brawijaya kemarin. (abi/bay)