Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Unesco Gelar Kongres Hari Adat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMPU – Jika tidak ada aral melintang, Unesco bakal menggelar kongres Hari Adat Internasional di Banyuwangi tahun ini. Pilihan itu sebagai perwujudan bahwa Bumi Blambangam termasuk salah satu daerah yang memiliki banyak aset budaya. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah Himpunan Penghayat Kepercayaan (DPD HPK) Jawa Timur, Hadi Prajoko, dalam pertemuan bertajuk Sarasehan Agung VII yang diselenggarakan Pengurus Pusat Purwa Ayu Mardi Utama (PAMU) di Dusun Tojo, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Sabtu malam lalu.

Dia mengatakan, budaya Banyuwangi memang beragam, dan semu budaya tersebut tetap terjaga dengan baik. “Salah satunya bahasa Using,” kata Hadi Prajoko dalam sambutannya. Dia meminta Pemkab Banyuwangu segera mengkamuskan bahasa Using agar daerah lain bisa mempelajari dengan baik. “Orang luar Banyuwangi bisa belajar dan memahami bahasa Using. Jika datang ke sini, kamus bisa dijadikan oleh-oleh,” katanya. Lebih jauh Hadi Prajoko mengungkapkan, PAMU termasuk organisasi besar se-Indonesia di bawah naungan HPK. “Dari 632 penghayat kepercayaan, Pamu terbanyak di Indonesia. Organisasi PAMU paling tua,” imbuhnya.

Bupati Anas mengapresiasi rencana Unesco menggelar kongres Hari Adat Internasional. Sebab, Pemkab Banyuwangi akan terus meningkatkan kemajuan di berbagai bidang, termasuk bidang budaya. “Rumah adat Kemiren, misalnya, kita pertahankan wajah aslinya,” katanya. Hal itu dilakukan agar peninggalan nenek moyang tersebut bisa dinikmati generasi penerus. Selain itu, rumah adat juga bisa menarik para wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. ‘’Bagi turis, rumah tembok sudah biasa,” terangnya. Ketua Panitia, Sumadi, menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut juga dipilih ketua baru dan perubahan AD/ ART organisasi. ‘’PAMU didirikan Joyo Purnomo yang wafat tahun 1956 dan dimakamkan di sini,” jelas Sumadi. (radar)