Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Upacara Bendera di Dasar Laut Tandai Pembukaan Festival Underwater di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Upacara-Bendera-di-Dasar-Laut-Tandai-Pembukaan-Festival-Underwater-di-Banyuwangi

WONGSOREJO – Rangkaian kegiatan Festival Underwater di Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, resmi dimulai pagi kemarin (21/5). Rangkaian acara bernuansa bahari tersebut diawali upacara  bendera di dasar laut yang diikuti  para penyelam dari berbagai daerah.

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan destinasi  wisata tidak melulu bergantung  potensi alam. Kebudayaan dan perilaku masyarakat sekitar juga bisa menjadi daya tarik suatu kawasan wisata. Seperti yang dilakukan para nelayan di Kecamatan Wongsorejo dalam Festival Underwater di Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring,  Wongsorejo, kemarin.

Anas juga mengapresiasi sikap nelayan Bangsring yang berubah haluan dari merusak ekosistem laut menjadi pelestari lingkungan dengan menjagaterumbu karang sebaik-baiknya dan  mengedepankan kelestarian lingkungan.

“Perubahan mendasar pada perilaku nelayan Bangsring menarik untuk menjadi  salah satu daya tarik untuk pengembangan  pariwisata,” ungkapnya. Dia berharap, langkah para nelayan itu segera dicontoh kelompok lain di kawasan pesisir lain.

Dalam hal ini, kata dia, laut dikelola agar memberikan manfaat secara ekonomis bagi nelayan sekaligus menjaga kelestarian ekosistem di dalamnya. Sebagai contoh, kelompok nelayan Bangsring yang mendapatkan dua  penghasilan, baik dari menangkap ikan maupun wisata.

Festival alam bawah laut bukan sekadar mempromosikan wisata,  festival ini sekaligus sebagai kampanye konservasi ekosistem laut. “Kita mengajak masyarakat untuk mengetahui bahwa laut itumenyenangkan jika dijaga dan dibersihkan,” katanya.

Sementara itu, ZPB Bangsring  dulu merupakan ekosistem laut  yang rusak. Selain kondisi terumbu  karang yang hancur, ikan-ikannya pun berkurang. Hal ini disebabkan oleh nelayan setempat  yang mengeksploitasi laut dengan bom.

Namun sejak tahun 2008, pemuda  setempat yang kemudian  menjadi Ketua Kelompok Nelayan Samudera Bhakti, Ikhwan Arif, mengubah pola eksploitasi  nelayan menjadi tradisi penanaman  terumbu karang. Hasilnya, ekosistem di Pantai Bangsring berangsur mulai pulih.

Terumbu karang tumbuh dan menjadi habitat ikan. Konservasi kawasan pesisir Bangsring terus  berlanjut. Kawasan tersebut berkembang menjadi sebuah kawasan objek wisata bahari  ber basis konservasi. Dalam hal  ini, peran nelayan tetap dilibatkan sebagai pengelola objek wisata.

Sementara itu, Festival Underwater ini mendapat apresiasi dari sejumlah pihak. Kepala Seksi Wisata Bahari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Agus Widayanto yang turut berpartisipasi dalam upacara bendera bawah laut. Dia mengaku terkesan atas inisiatif nelayan Bangsring dalam peran serta menjaga ekosistem  bawah laut.

“Saya sudah mengikuti berbagai kegiatan bahari di berbagai wilayah juga. Tetapi Bangsring memiliki keunggulan  tersendiri. Keterlibatan masyarakat secara luas dalam kegiatan seperti ini bisa menjadi  media yang baik untuk mengajak  semuanya berpartisipasi menjaga ekosistem laut,” kata Agus.

Festival Underwater kemarin  juga dihadiri oleh forum pimpinan daerah, perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),  masyarakat sekitar, siswa TK dan PAUD, dan kelompok nelayan. (radar)