Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Warga Ingin Parkir Berlangganan Dicabut

Ilustrasi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilustrasi

Jukir Ingin Tetap Parkir Berlangganan

BANYUWANGI – Keinginan Pansus Revisi Perda Jasa Retribusi Umum DPRD untuk mengevaluasi kebijakan retribusi parkir berlangganan, mengundang pro kontra di kalangan masyarakat.

Ada yang menghendaki penarikan parkir berlangganan dicabut, ada pula yang ingin tetap dipertahankan. Salah watu warga, Yuda Martakusuma, mengatakan retribusi parkir sebaiknya ditarik setiap kali kendaraan diparkir di tepi jalan umum.

Sebab, meskipun pemilik kendaraan telah membayar retribusi parkir secara berlangganan, namun tidak tetap membayar kepada juru parkir (jukir) setiap kali memarkir kendaraan di tepi jalan umum.

Menurut Yuda, jukir memang tidak secara langsung meminta uang parkir kepada warga yang telah memarkir kendaraan di tepi jalan umum. “Tetapi kadang ada jukir yang menunggu di samping sepeda saat saya akan beranjak dari tempat parkir. Kasihan kalau tidak dikasih uang parkir,” ujar pria asal Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh tersebut.

Meskipun bertempal tinggal di luar Kecamatan Banyuwangi dan sekitarnya, imbuh Yudha, namun dirinya kerap memarkir kendaraan di pusat Kota Penyu ini. Itu karena dirinya bekerja di pusat Kota Banyuwangi. Dengan demikian, sedikit banyak dia merasakan manfaat parkir berlangganan.

“Tetapi bagaimana dengan warga yang jarang ke Kota. Mereka juga tetap harus membayar parkir berlangganan walaupun tidak parkir,” kata dia. Hal senada disampaikan warga lainnya, Cici lrmah.

Warga Banyuwangi itu menghendaki agar parkir berlangganan dicabut karena tidak ada bedanya parkir berlangganan atau tidak. Walau sudah bayar parkir selama satu tahun, namun setiap hari tetap mengeluarkan biaya parkir. “Ke pasar tetap ditarik parkir walau saya sudah langganan satu tahun,” katanya.

Warga yang bayar parkir, tidak hanya kepada petugas juru parkir (jukir) yang diangkat Pemkab Banyuwangi. Namun banyak jukir-jukir liar yang meminta jasa parkir kepada masyarakat pemilik kendaraan dengan berbagai modus.

Di sisi lain, beberapa jukir berharap parkir berlangganan di Banyuwangi tetap dipertahankan. Seperti diutarakan dua jukir yang bertugas di jalan PB Sudirman, Banyuwangi, yakni lsro’i dan Bahuni.

Menurut mereka, lebih praktis pembayaran retribusi parkir dilakukan secara berlangganan. Selain itu, kata lsro’i, dengan mekanisme parkir berlangganan, dirinya mendapat honor tetap per bulan. “Walaupun tidak besar. Tetapi kami mendapat penghasilan tetap,” ujarnya diiyakan Bahuni.

Selain itu, para jukir juga bisa meminjam uang di koperasi jukir apabila sewaktu-waktu ada keperluan mendesak. “Kalau parkir berlangganan dicabut, maka kami khawatir akan mengalami kesulitan jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendesak,” kata Isro’i.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi, Kusiyadi, mengatakan para jukir tidak perlu khawatir dengan wacana pencabutan parkir berlangganan. “Karena ini masih tahap pembahasan antara eksekutif dan legislatif,” ujarnya.

Selain itu, kalau pun parkir berlangganan dicabut, hal itu tidak berpengaruh terhadap para jukir. “Parkir berlangganan atau tidak, jukir tetap dibutuhkan untuk mengatur parkir di jalan umum. Mekanisme pembayaran honor mereka Insya Allah juga tidak berubah,” katanya. (radar)