Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Warga Lokalisasi Mengadu ke KPA

DIALOG: Perwakilan lokalisasi berdialog dengan pengurus KPA Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DIALOG: Perwakilan lokalisasi berdialog dengan pengurus KPA Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI – Penutupan sejumlah lokalisasi oleh pemerintah daerah memiliki dampak berantai bagi sang penghuni. Tidak hanya kehilangan penghasilan, penutupan tempat bisnis esek-esek tersebut juga berimbas pada hilangnya perhatian untuk memperoleh jasa kesehatan.

Itulah yang dirasakan sejumlah perwakilan penghuni lokalisasi di Banyuwangi. Dalam pertemuan bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banyuwangi kemarin (9/11), mereka mengaku tidak lagi terjangkau pelayanan kesehatan.

Padahal, penghuni lokalisasi termasuk kelompok warga berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Salah satu perwakilan penghuni lokalisasi, Endras Puji Yuwono menyatakan, masih ada beberapa penghuni lokalisasi yang bertahan di tempatnya Tetapi, karena tempat itu ditutup, kondisi mereka kini jauh dari perhatian. Mereka tak lagi tersentuh layanan kesehatan seperti dulu.

Menurut Endras, layanan kesehatan tentu saja sangat mereka butuhkan. Apalagi, me reka merupakan kelompok rentan tertular HIV. “Mereka ingin memperoleh layanan kesehatan seperti dulu,” ujarnya. Endras meminta KPA memfasilitasi pemberian layanan kesehatan kepada penghuni lokalisasi. Menanggapi hal itu, Sekretaris KPA Banyuwangi Waluyo menyatakan, pihaknya siap melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan.

Dia menyebut, layanan kesehatan merupakan hak asasi bagi setiap orang. Dia juga menggaris bawahi bahwa dalam kasus lokalisasi ada yang harus di perhatikan. “Ada regulasi yang mengatur soal itu. Apalagi, lokalisasi sudah ditutup, jadi jangan ditabrakkan antara regulasi dengan itu tadi,” katanya. Agar tetap bisa memperoleh layanan kesehatan, Waluyo meminta agar penghuni lokalisasi yang tutup itu datang ke puskesmas terdekat.

Metode layanannya bisa dilakukan secara perorangan maupun se cara bersama-sama. Saat dikaitkan dengan HIV/AIDS, dia menyebut masalah tersebut merupakan problem bersama. Waluyo mengatakan, pada tahun 2012 ini jumlah kasus penderita HIV/AIDS di Banyuwangi sudah mencapai 1270 orang. Kasus kematian akibat penyakit tersebut sudah mencapai 247 kasus. (radar)