Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Tuntut Direkrut Proyek Pelabuhan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Salah satu warga minta dilibatkan dalam proyek pembangunan di Pelabuhan Pancer, kemarin.

PESANGGARAN -Acara sosialisasi pengerjaan pembangunan lanjutan untuk Pelabuhan Pancer di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, yang digelar di aula Instalasi Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (IP2SKP) Pancer, itu menjadi ajang warga untuk dilibatkan dalam pelaksanaan proyek tersebut.

Warga menyebut dalam pengerjaan proyek pelabuhan yang digarap Pemerintah Provinsi Jatim itu, selama ini banyak dikeluhkan warga dengan banyaknya jalan rusak dan debu yang mencemari lingkungan.

“Debu-debu dari kendaraan proyek menganggu warga,” cetus Suryadi, salah satu tokoh masyarakat Pancer. Suyadi meminta pada pelaksana proyek yang akan mengerjakan proyek, untuk menjaga debu di jalanan tidak mengotori lingkungan. Selain itu, jalan raya di daerahnya tidak rusak. “Setiap hari jalan harus disiram,” katanya.

Pernyataan  itu, mendapat dukungan dari Pj Kepala Desa Sumberagung Suryanto. Dalam sosialisasi itu, dia menyampaikan dalam pengerjaan proyek tentu akan membutuhkan tenaga kasar.

“Saya berharap warga dilibatkan. Kalau cuma usung-usung kan bisa,” ujarnya. Kepala IP2SKP Pancer, Desa Sumberagung, Heru Prasetyo, mengatakan pembangunan untuk pelabuhan Pancer akan dilanjutkan.  Untuk itu dilakukan sosialisasi ini.

“Pambangunan di Pelabuhan Pancer akan segera dilanjutkan,” ucapnya. Heru menyebut, potensi perikanan selain benur, di daerah perairan Pancer itu di tahun 2015 mencapai 3.500 ton. Jumlah itu, dipastikan akan meningkat jika kondisi pelabuhan semakin baik dan memadai untuk berlabuh kapal yang lebih besar.

“Pembangunan pelabuhan ini untuk persiapan menampung kapal besar dengan bobot di atas 30 GT,” ungkapnya.  Saat ini, terang dia, banyak kapal dari daerah lain seperti Benoa, Bali, tidak bisa bersandar di Pelabuhan Pancer karena pelabuhan yang kurang memadai. Padahal, kapal besar itu berharap bisa melelang hasil tangkapannya di Pancer.

“Kapal dari Benoa mau ke sini (Pancer) tidak berani,” jelasnya. Dampak pembangunan seperti jalan rusak dan debu, pihaknya telah berkoordinasi dengan pelaksana dan dinas pekerjaan umum (PU) untuk perbaikan dan antisipasi dampak.

“Sekarang yang dikeluhkan akses jalan, kita akan sharing membangun jalan empat kilometer dari pelabuhan sampai Pulau Merah,” ucapnya. Terkait keluhan debu, Heru mengaku sudah menyiapkan penyiraman. Untuk kegiatan itu, warga yang bersedia melakukan juga akan diakomodasi.

“Sudah ada alatnya, warga kalau ada yang mau menyiram bisa disampaikan ke pelaksana proyek,” ungkapnya. Perwakilan dari pelaksana proyvek, Andik SAP, mengatakan pada prinsipnya akan mengakomodir permintaan warga untuk dilibatkan itu.

Hanya saja, saat ini pengerjaan dalam pembangunan Pelabuhan Pancer ini semua menggunakan alat berat. Dan itu, untuk tenaga operator harus memiliki skill khusus. “Dalam beberapa hal, kita akan melibatkan warga lokal,” janjinya. (radar)