Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Waridjan Setahun, Sugihartoyo 4 Tahun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Mahasiswa-Bakar-Almamater-dan-Skripsi

Jabatan Ketua Perpenas Bakal Digilir

BANYUWANGI – Ketua Perkumpulan Gema Pendidikan Nasional (Perpenas) Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi kubu Sugihartoyo memenuhi janjinya ngantor di kampus Untag siang kemarin. Sayang, kehadiran rombongan Sugihartoyo  tidak bisa masuk karena pintu gerbang  dikunci rapat kubu Waridjan.

Ketegangan tak bisa dihindari.  Sekelompok mahasiswa berusaha memaksa masuk dengan mengoyang- goyang pintu pagar.  Sempat terjadi ketegangan antara   mahasiswa dengan aparat kepolisian  yang berjaga. Untuk melampiaskan kekecewaan terhadap kubu Waridjan, mahasiswa akhirnya membakar jaket almamater, ban, dan skripsi, di depan kampus.

Hingga berita ini ditulis pukul 19.30 belum ada kesepakatan antara kubu Sugihartoyo dan Waridjan yang dimediatori Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) dan Kopertis Wilayah VII. Mediasi yang berlangsung di kampus  Untag masih berlangsung alot.

Dari Kemenristek-Dikti diwakili pejabat Direktorat Jenderal (Dirjen) Dikti, Dr. Totok, serta Sekretaris Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII Jatim, Prof. Dr. Ali Maksun. Hadir juga Kepala Dinas Pendidikan  (Dispendik) Banyuwangi,  Sulihtiyono.

Totok dan Ali Maksun menggelar proses mediasi antara  kubu Waridjan dan Sugihartoyo sejak pukul 15.30. Semula rombongan Dirjen Dikti dan Kopertis tak bisa masuk karena pintu kampus  dikunci. Setelah dilakukan negosiasi, mereka akhirnya bisa masuk.

Berdasar hasil kesepakatan dua kubu yang berseteru, yakni Waridjan dan Sugihartoyo, tampuk kepemimpinan perkumpulan yang menaungi 12 unit lembaga pendidikan di Banyuwangi itu  akan digilir. Waridjan yang sebelumnya menjabat ketua Perpenas periode 2010-2015 mendapat giliran pertama.

Dia kebagian “kue” menjadi ketua perkumpulan pendidikan  tersebut selama setahun ke depan.  Pada sisa waktu empat tahun periode kepengurusan Perpenas  tahun 2015-2020, posisi ketua akan  dijabat Sugihartoyo.  Sayang, proses mediasi yang dilakukan di kantor Perpenas,  tepatnya di kompleks kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, tersebut berjalan  tertutup.

Di saat bersamaan, puluhan mahasiswa dan alumnus Untag melanjutkan aksi demonstrasi di depan Kampus Merah-Putih itu. Menjelang salat Magrib, suasana di depan kampus Untag semakin memanas. Itu terjadi lantaran sejumlah pengurus Perpenas   kubu Sugihartoyo yang notabene telah mengantongi Surat Keputusan  (SK) Kementerian Hukum  dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum-HAM) yang bermaksud  masuk ke kampus untuk menunaikan    salat dihalangi petugas  keamanan.

Mendapati hal itu, puluhan mahasiswa dan alumnus Untag bereaksi. Mereka maju serentak dan mendobrak pintu  gerbang kampus. Aksi mahasiswa dan alumnus tersebut tampaknya ampuh. Pihak-pihak yang tengah melakukan perundingan pun melunak.

Waridjan, Sugihartoyo, dan Totok,  keluar dari ruang tempat pelaksanaan mediasi untuk memberikan statemen kepada demonstran. “Kami tengah menyusun konsep demi kebaikan Perpenas serta unit-unit yang ada,” ujar Waridjan.

Hal yang sama disuarakan Sugihartoyo. Mantan rektor Untag Banyuwangi itu mengaku pihaknya dan Waridjan sedang menyusun konsep yang terbaik bagi Perpenas dan Untag. “Karena itu, tolong ditunggu dalam waktu yang tidak terlalu lama. Saya  yakin hasilnya merupakan yang terbaik bagi kita semua,” cetusnya.

Mendengar pernyataan Waridjan dan Sugihartoyo, sejumlah mahasiswa berteriak agar tidak ada lagi upaya salah satu pihak untuk menghalangi pihak lain memasuki kantor Perpenas. “Pak Sugihartoyo harus bekerja. Jangan ada penghalangan seperti sebelum-sebelumnya,” teriak mahasiswa.

Sugihartoyo menuturkan, pihaknya dan Waridjan telah berhasil mencapai kesepakatan. Salah satu poin kesepakatan tersebut, Waridjan diberi kesempatan menjabat ketua Perpenas selama setahun. “Setelah itu, tidak boleh lagi ada permasalahan di Perpenas. Kalau iya, saksinya semua yang ada di sini,” kata dia.

Poin penting lain kesepakatan tersebut adalah kubu Waridjan tidak akan menghalangi kubu Sugihartoyo memasuki kantor Perpenas mulai hari ini (1/3). “Sejak besok (hari ini) kalau kami tidak diberi kesempatan ngantor, artinya ada pengingkaran terhadap perjanjian ini,” tegasnya.

Penjelasan yang dilontarkan Waridjan dan Sugihartoyo itu tidak membuat mahasiswa puas. Mereka menuntut kedua pihak  memberikan penjelasan lebih gamblang, termasuk apakah akan ada pergantian struktur pengurus  Perpenas. Namun, kekhawatiran kalangan mahasiswa tersebut dimentahkan Sugihartoyo.

“Ada komitmen pengurus tetap. Hanya menambahkan Pak Waridjan menduduki ketua selama setahun,” paparnya. Sementara itu, Totok mengaku khusus datang ke Banyuwangi untuk memenuhi perintah menteri.  Terkait proses negosiasi yang masih berlangsung, dia berharap  mahasiswa dan kalangan alumnus Untag bersabar.

Dia juga mengaku bisa memaafkan penghadangan terhadap dirinya saat hendak masuk Kampus Untag kemarin. “Saya tidak bisa masuk sekitar tiga jam. Artinya, itu tidak  menghormati pejabat negara. Tetapi, saya memaafkan. Anda  yang di sini masa tidak memaafkan,”  serunya. (radar)