Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Warna Emas Keberhasilan, Hitam Simbol Kematian

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

lambangDUA piala kembar menjadi pemandangan lumrah di ruang Kabag Sumda Polres Banyuwangi. Piala itu berbentuk replika tangan manusia lengkap jemari. Terlihat jelas ibu jari mengacung ke atas. Disebut kembar, karena trofi yang memiliki tinggi 30 cm itu sama-sama mengacungkan jempol.

Meski Bentuknya sama, tapi warna yang melapisi dua benda yang dibungkus dengan kaca di semua bagian sisinya itu berbeda. Satu piala berwarna keemasan, satunya lagi berwana hitam gelap. Warna dua benda itu rupanya memiliki arti bagi pembuat dan penggagas reward. Warna emas melambangkan kejayaan dan keberhasilan.

Warna hitam menunjukkan kondisi statis dan kematian. Bukan tanpa sebab piala itu dibuat pihak kepolisian itu dibuat sebagai reward atas evaluasi kinerja anggota kepolisian selama sebulan. Bila piala jempol emas yang didapat, artinya prestasi bagus. Kalau piala jempol hitam artinya penerimanya harus lebih aktif bekerja. Piala itu diberikan tanggal 17 setiap bulan dalam apel pagi.

Moment itu yang selalu ditunggu seluruh jajaran anggota polisi. Sebab, di sanalah nanti diketahui siapa yang berhak menerima piala sebagai apresiasi kinerjanya selama sebulan terakhir. Agar mendapatkan jempol emas dan menghindari jempol hitam ada kriteria penilaian yang harus dipenuhi. Ada dua syarat penilaian yang diberikan di antaranya bidang pembinaan dan operasional. “Di sini ada poin- poinnya.

Kalau terpenuhi ya ada nilainya, kalau tidak ya minus, ujar Kompol Mustakim, Kabag Sumda Polres Banyuwangi. Di bidang pembinaan, kinerja anggota kepolisian memiliki kredit poin paling besar. Anggota yang berprestasi dalam kesatuan atau polsek akan mendulang poin 50. Kalau ada anggota yang melanggar hingga terkena sangsi disiplin, poinnya langsung dikurangi hingga 50.

Selain prestasi anggota penilaian kerja juga didasarkan atas ketertiban administratif. itu diwujudkan dengan ketepatan pengiriman laporan bulanan. Bila tepat waktu, maka 10 pin bisa di kumpuIkan. Telat, poin pun berkurang lima. Saat ada undangan atau acara khusus di polres. kehadiran anggota juga dinilai. Hadir nilainya tambah 10 dan bila absen berkurang satu poin.

Di bidang operasional hasil pengungkapan perkara juga menjadi nilai tambah. Poin tertinggi dimiliki oleh tiga jenis perkara 3C, yakni curas, curat. dan Curanmor. Jajaran yang berhasil mengungkap praktik kejahatan tersebut tambahan skor 25 pun siap diterima. Tetapi bila gagal, poin pun bisa berkurang hingga 10. Selain kejahatan tersebut, pemberantasan penyakit masyarakat seperti perjudian, minuman keras, hingga  narkoba juga masuk dalam kasus atensi kepolisian.

Meski atensi, bobot poin pengungkapan kasus tersebut berbeda. Untuk segala bentuk perjudian seperti kartu hingga togel, keberhasilan kepolisian mengungkap kasus ini bernilai 20 poin. Nilainya bisa berkurang setengahnya bila dalam sebulan gagal memberikan tangkapan kasus judi. Sedangkan pengungkapan bobot miras bernilai 15. Gagal ungkap miras bobot nilainya lima.

Untuk kasus narkoba, kredit poinnya sama dengan perkara 3C, yakni 25 poin. Namun tidak adanya keharusan untuk mengungkap kasus ini membuat tidak ada pengurangan poin untuk perkara ini. “Selain itu untuk konflik sosial ada nilainya juga. Berhasil mencegah 50 poin. Kalau gagal berkurang 25poin,” imbuh Kompol mustakim.  Pemberlakuan reward model ini sudah berjalan lebih kurang tiga bulan. Menilik cara dan model pelaksanaannya, sistem tersebut pernah dipraktikan di jajaran Polres Banyuwangi.

Bedanya dulu bentuknya berupa bendera hitam dari putih. Kala itu sistem ini dijalankan di era Kapolres AKBP lstiono dan Wakapolres Kompol Paryadi Sayat. Hasilnya kinaerja anggota pun meningkat cukup signifikan. Hal yang sama kini juga dirasakan oleh jajaran Polres Banyuwangi. Dalam kurun tiga bulan ini, Polres Banyuwangi mengalami peningkatan kinerja anggota. Perkara besar, seperti kejahatan pecah kaca Hingga pengungkapan narkoba menjadi bukti tersendiri bagi keberhasilan kerja anggota. (radar)