Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Waspadai Serangan Hipoglikemia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

waspadaMemasuki Pekan Kedua Puasa Bagi Penderita Diabetes Militus

GENTENG – Ini peringatan bagi penderita diabetes militus agar mewaspadai kadar gula darah (hipoglikemia) selama puasa Ramadan. Sebab, bila tidak hati-hati penderita diabetes militus bisa koma ketika mengalami hipoglikemia. Hal ini diungkapkan dr. Jamal, Sp.PD, salah seorang dokter spesialis penyakit dalam di RS Al Huda Genteng, Banyuwangi.

Menurut dia, biasanya, pada pekan kedua puasa merupakan fase rawan bagi penderita diabetes militus bila kurang tepat dalam pengaturan jadwal minum obat. “Yang paling dikhawatirkan terjadinya hipoglikemia. Untuk itu, kita perlu mengetahui apa saja gejalagejala hipoglikemia, cara meminum obat yang tepat, serta pilihan nutrisi yang benar,” ujarnya.

Dijelaskan, hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana gula darah rendah atau turun secara drastis disertai gejala lemas, gemetar, pandangan kabur, keluar keringat dingin, pusing, dan bisa juga terjadi penurunan kesadaran. Pada orang yang berpuasa, hipoglikemia sering terjadi pada sore hari menjelang berbuka puasa. “Bila dirasakan terjadi keadaan hipoglikemia maka harus segera membatalkan puasa dengan minum air gula,” paparnya.

Jamal menambahkan, untukmenghindari hipoglikemia, seorang pasien diabetes militus harus mematuhi aturan cara minum obat yang tepat. Untuk obat yang bekerja cepat (shock acting) diminum sesaat atau bersamaan dengan buka puasa, untuk yang long acting atau bekerja lambat bisa dikonsumsi saat sahur. Hal ini sebaiknya dikonsultasikan ke dokter yang merawat karena sifatnya individual.

Sebaiknya, lanjut dia, pasien diabetes militus yang akan menjalankan ibadah puasa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang merawatnya. Jamal sempat memberikan beberapa tips menjalankan ibadah puasa bagi penderita hipoglikemia. Dikatakan, hendaknya pasien melakukan kontrol kadar gula dalam darah. “Penderita harus selalu memeriksakan kadar gula darahnya, baik ke dokter ahli terdekat atau ke klinik-klinik kesehatan,” ujarnya.

Hal tersebut bertujuan agar penyakit diabetes hipoglikemia ter sebut dapat terkontrol dan penderita tetap dapat men jalankan puasa. Selain itu, dari hasil kontrol kadar gula da lam darah tersebut dapat di ketahui dengan jelas sejak awal apakah penderita diabetes di perbolehkan berpuasa atau tidak. Tip berikutnya adalah dengan me ngubah jadwal konsumsi obat.

“Penderita diabetes hipoglikemia disarankan tetap me ngatur pola makanan dan tetap mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter,” ujar nya. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko diabetes. “Berpuasa berarti pola makan dan jam makan berubah,” tegasnya. Hal ini, kata Jamal, tentu berpengaruh pada jadwal kon sumsi obat-obatan untuk diabetes hipoglikemia. Hal ini dapat dikonsultasikan dengan dokter yang merawat.

Tip berikutnya adalah dengan mencegah dehidrasi dan pembekuan darah. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara pe milihan menu makanan ber nutrisi yang sehat dan berimbang. Masih menurut Jamal, selama puasa harus memperbanyak konsumsi air putih dan makanan yang me ngandung kalori dengan per hitungan 40% kalori dikonsumsi saat sahur, 50% saat berbuka pu asa, dan 10% dikonsumsi se lama malam hari.

Jamal menegaskan, berpuasa se benarnya cukup aman bagi penderita diabetes yang kadargulanya terkontrol. Dikatakan terkontrol jika kadar gula puasa kurang dari 130 mg/dl dan kadar gula darah 2 jam setelah makan 180 mg/ dl serta hasil pemeriksaan HbA1c hasilnya kurang dari 7%. Pemantauan gula darah pu asa selama puasa Ramadhan ideal dilakukan sebelum saur, se belum buka dan setelah buka.

Berdasarkan penelitian disebutkan, berpuasa bisa mengendalikan gula darah dan kadar lemak darah, sehingga bisa menjadikan kondisi lebih baik bagi penderitanya. Untuk informasi dan kon sultasi lebih lanjut tentang hi poglikemia pada diabetes dapat a datang langsung ke RS Al Huda di Jl. Raya Gambiran No 225, Genteng Banyuwangi. (radar)