Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Wereng dan Blas Ancam 9 Kecamatan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

werengBANYUWANGI – Disaat harga beras mulai merangkak naik, kini tanaman padi sedang menghadapi ancaman serangan hama wereng dan blas. Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (PKP) telah menemukan serangan hama itu di sembilan kecamatan di Banyuwangi.

Dua hama yang berpotensi menyebabkan gagal panen itu ditemukan di Kecamatan Licin, Glagah, Kabat, Rogojampi, Singojuruh, Glenmore, Sempu, Cluring dan Songgon.

Munculnya hama itu dipicu kelembapan akibat hujan yang turun dalam satu bulan terakhir. Itu mempercepat perkembangan hama tersebut.Untuk mencegah meluasnya serangan hama itu, Dinas PKP menyuruh petani menyemprotkan pestisida. Untuk memaksimalkan gerakan itu.

Dinas PKP mengarahkan penyuluh pertanian lapangan (PPL) petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) di sejumlah kecamatan. Kepala Dinas PKP Ikrori Hudanto melalui Kabid Pertanian Tanaman Pangan, Pratmadja Gunawan mengatakan, sudah ada beberapa kelompok tani yang meminta bantuan obat untuk mengatasi serangan hama itu.

Mereka meminta bantuan karena Iuas tanaman yang terkena serangan hama sudah cukup luas. “Mereka mengirim surat peringatan dini untuk meminta bantuan obat, seperti Plenum dan Nordox. Obat itu digunakan mengobati wilayah yang terkena dan terancam. Sering kali luas wilayah yang terancam lebih luas daripada yang sudah terkena, tapi bantuan yang kita berikan bersifat stimulan.

Jadi, tidak bisa menjangkau semua lokasi,” terang Pratmadja. Menurut Pratmadja, hama wereng cokelat (Nilaparvata Iugens) dan blas (fyriculariao ryzae) hama segera diberantas begitu sudah terlihat tanda-tandanya. Supaya tanaman yang dihinggapi masih bisa diselamatkan. Jika terlambat maka, tanaman akan hangus dan kering.

Jika tetap dibiarkan sampai panen tanpa penanganan, butir dari padi akan kosong karena disedot wereng. Untuk mencegah petani bisa langsung turun ke sawah dan mengamati tanamannya, biasanya kalau ada burung seriti terbang di atas sawah berarti tidak banyak wereng “Jika sudah ada tanda seperti daunnya putih atau sudah ada yang rusak bisa segera ditangani, kalau wereng bisa diamati dari berapa banyak jumlahnya dalam satu rumpun, kalau lebih dari dua puluh berarti kondisinya sudah berbahaya,” kata Pratmadja.

Kalau kondisinya sudah terparah, kata Pratmadja, penanganannya dengan cara dibakar seperti yang dilakukan di Dusun Karanganyar, Desa karangbendo, Kecamatan Rogojampi, beberapa waktu lalu. Disana hama wereng cokelat sudah menyerang dengan tiga generasi, yaitu telur, remaja dan yang sudah dewasa. Karena sudah sangat parah, akhirya dilakukan tindakan pembakaran dan penggunaan bakteri merah agar sawah yang ada di kanan kirinya tidak terjangkit. (radar)