Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Yudi Dwi Nugroho Peraih Medali Emas dan Perak PON XVIII

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

inginIngin Ikuti Jejak Senior Jadi Abdi Negara

Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 telah lama berlalu. Salah satu pahlawan olahraga di Riau tersebut adalah Yudi Dwi Nugroho. Dia berhasil mempersembahkan medali emas dan perak dari lintasan atletik. Namun, di balik capaian itu, dia masih memendam kegalauan. NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi MENDUNG pekat menggantung di langit GOR Tawang Alun kemarin (24/7). Hal itu menyebabkan udara terasa lebih dingin dari biasa.

Embusan angin yang lumayan kuat sudah cukup membuat tubuh menggigil. Namun, hal itu tidak menghalangi aktivitas sejumlah masyarakat di seputaran kawasan olahraga terbesar di Banyuwangi tersebut. Menjelang sore, lokasi itu berubah menjadi sentra kegiatan masyarakat. Ada yang sekadar ngabuburit menunggu berbuka puasa, ada pula yang menjalankan aktivitas olahraga.

Di lintasan atletik GOR Tawang Alun tampak beberapa orang berlari mengelilingi lintasan berwarna merah tua tersebut. Ada yang berlari kencang, ada pula yang hanya sekadar berjalan sepanjang lintasan. Pemandangan tersebut membuat suasana lintasan atletik lebih hidup di bulan Ramadan ini. Kemeriahan arena balap lari itu dimanfaatkan sejumlah atlet lari Banyuwangi untuk tetap berlatih.

Selama bulan Puasa, mereka tetap menjalankan latihan di arena tersebut. Tampak atlet peraih medali emas 4×400 meter dan perak 4×100 meter di PON XVIII 2012 lalu, Yudi Dwi Nugroho. Dia tampak serius berlatih meski tengah menjalankan ibadah puasa. “Saat puasa dan hari raya sepertinya akan tetap latihan. Karena sebentar lagi mau ada kejuaraan tingkat nasional di Jogjakarta. Mau gak mau harus persiapan,” ujar pemuda asal Desa Jelun, Kecamatan Licin, Banyuwangi, tersebut.

Ambisi Yudi tetap eksis di beberapa kejuaraan adalah pertaruhan reputasinya. Menggondol dua medali di ajang PON, tentu saja bukan prestasi sepele. Di Riau lalu, alumnus SMA 1 Giri itu telah menuntaskan salah satu mimpinya. Hanya, masih ada ganjalan yang kini membekas dalam diri mantan peraih dua medali emas Porprov III di Kediri itu. Mimpinya mengikuti jejak seniornya menjadi pegawai negeri sipil, hingga kini belum terealisasi.

Harapan itu hingga kini bersemayam dalam benaknya. Keinginan tersebut hingga kini mungkin masih jauh dari kenyataan. Yudi pun iri saat melihat perhatian yang diterima rekanrekannya yang tampil di PON lalu. Penghargaan dan reward memang sudah diterima pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun, dia masih belum mendapat seperti yang diharapkan.

Di daerah lain, ada atlet yang diangkat menjadi pegawai badan usaha milik daerah dan calon pegawai negeri sipil. Mereka juga mendapat penghargaanmateri dalam bentuk uang dan rumah. “Temanteman banyak yang sudah jadi pegawai dan terima bonus daripemerintah daerahnya,” kata pemuda kelahiran Banyuwangi 28 Oktober 1990 itu. Meski begitu, Yudi akan tetap bersabar.

Sembari menunggu kejelasan atas harapannya tersebut, dia terus beraktivitas di kampus dan tetap latihan rutin. Target ke depan, Yudi ingin terus mengibarkan bendera Banyuwangi di beberapa kejuaraan nasional. Dia ingin meraih hasil lebih baik lagi, salah satunya di ajang internasional. Bidikannya kini adalah menembus skuad Merah Putih untuk proyeksi SEA Games mendatang. (radar)