Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

29 Tahun Menambal Ban, Agus Handoyo Mampu Kuliahkan Anak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Agus Handoyo menambal ban yang bocor, sementara pemiliknya menunggu sambil membaca koran di tepi jalan raya Rogojampi.

LALU lalang kendaraan di jalan raya protokol Rogojampi cukup padat, pagi itu. Seorang lelaki paro baya mengangkat ember berisi air. Tak lama ia pun mencari potongan lidi yang berada di emperan jalan raya. Potongan lidi itu di gunakan untuk menandai ban dalam motor yang bocor.

Sembari terus mencelupkan ban dalam motor ke dalam ember berisi air, lelaki itu tampak memelototi sedap bagian ban dalam motor yang bocor. Setelah ditandai dengan lidi, bagian ban yang bocor lalu dibersihkan dengan cara dikerik menggunakan gergaji kecil.

Lelaki itu kemudian mengambil beberapa peralatan yang digunakan untuk menambal ban. Bagian yang bocor ditutup dengan tambal ban. Lalu bagian ban yang telah ditutup diletakkan di atas alat mirip setrika bekas. Api pun dinyalakan.

Sembari menarik tempat duduknya, Agus Handoyo warga Dusun Rogojampi Utara, Desa/Kecamatan Rogojampi, bercerita jika dia telah menekuni pekerjaannya sejak 29 tahun silam. Ketika itu, dia yang masih duduk di bangku SMA sudah ikut membantu kakaknya menjadi tukang tambal bal.

“Saya dari umur 20 tahun sudah jadi tukang tambal ban,” ungkap lelaki yang akrab disapa Aan itu.

Selama menjadi tukang tambal ban, Aan mengaku sudah berpindah-pindah tempat. Namun masih tetap berada di jalan raya protokol Rogojampi. Dulu saat baru kali pertama buka, dia menempati depan Koramil Rogojampi yang kini menjadi Ruko Centra Niaga Rogojampi.

Karena sudah menjadi ruko, dia memutuskan untuk pindah tempat tak jauh dari Pasar Rogojampi. Meski menjadi tukang tambal ban, Aan mampu membiayai anak semata wayangnya hingga kuliah.

“Anak saya kuliah di Untag 1945 Banyuwangi, sekarang semester tujuh,” ungkapnya malu-malu menyebutkan nama anaknya.

Tambal ban miliknya sudah buka sejak pukul 05.00 dan tutup sore hari pukul 15.00. Sebelum memulai pekerjaan, Aan terlebih dahulu membersihkan tempat kerjanya yang berada di bawah pohon akasia. Sebuah kompresor yang didorong dari rumahnya langsung ditempatkan di bawah pohon.

Tak lupa sebuah bangku besar berukuran panjang dua meter ditempatkan di bawah pohon. Bangku besar itu digunakan untuk para pengguna jasa. Tidak sekadar menyediakan bangku, setiap hari dia juga menyediakan koran di kursi.

“Sembari menunggu ban bocor selesai ditambal, para pengguna jasa bisa membaca koran terlebih dahulu. Jadi tidak bosan dan jenuh menunggu,” ujar Aan.

Apalagi, kata Aan, para pengguna jasa yang ban motornya bocor terkadang juga datang secara bersamaan. Tak ayal, dia harus menyelesaikannya satu per satu. Dengan menyediakan koran tersebut, para pengguna jasa bisa menunggu sambil membaca koran.

Tidak hanya untuk para pengguna jasa yang mengalami bocor ban dalam. Tidak jarang, tempatnya juga dijadikan tempat nongkrong pada pedagang keliling, tukang becak, tukang ojek, dan juru parkir. Selain hanya sekadar untuk menjalin keakraban, mereka datang juga untuk ikut membaca koran di tempatnya.

“Saya sudah langganan koran sejak 12 tahun silam. Pokoknya awal pindah ke depan masjid ini langsung langganan koran,” jelasnya.

Selain tambal ban kanisir, di tempatnya juga melayani tambal ban tubeless. Seiring perkembangan zaman, saat ini ban motor dan mobil justru banyak yang beralih ke tubeless. Penanganan ban tubeless lebih mudah ketimbang ban dalam yang ditambal manual atau kanisir.

Ban motor dan mobil tubeless hanya cukup ditambah angin. Jika titik kebocoran yang sudah ketemu, tinggal memasukkan alat mirip jarum berisi karet elastis, dan ditarik. Permukaan ban yang bocor langsung tertutup dan ditambah angin.

“Jadi pengerjaan ban tubeless lebih mudah, tanpa harus bongkar bagian ban,” terang bapak satu anak ini.

Penghasilannya sebagai tukang tambal ban tersebut, masih mampu membiayai hidup keluarga dan biaya kuliah anaknya. “Kuncinya mau bekerja. Selagi kita mau berusaha, Allah pasti akan memberikan jalan. Setelah tanjakan pasti ada turunan,” ujar Aan.

Kata kunci yang digunakan :