Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

67 Anak Mengidap HIV/AIDS di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

hiv-aids

Rata-rata Tertular dari Sang Ibu

BANYUWANGI – Jumlah pengidap HIV/AIDS untuk usia anak-anak ternyata tergolong tinggi. Di Banyuwangi jumlahnya  mencapai 67 anak dengan rentang usia 0  sampai 9 tahun. Rata-rata mereka yang mengidap HIV/AIDS tertular dari ibunya.

Sebaliknya, sang ibu menjadi Odha (orang dengan HIV/AIDS) karena tertular dari suaminya. Tapi ada juga sang ibu yang  memang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Fakta ini diungkap oleh Kabid Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan  Banyuwangi, Waluyo.

Dia mengungkapkan, data tersebut dihimpun dari para ibu yang melakukan pemeriksaan HIV/AIDS dalam program Pencegahan Ibu dan Anak (PPIA) yang dicetuskan awal tahun ini. Menurut Waluyo, model penularan HIV/AIDS kepada anak sebagian besar diwariskan dari ibu.

“Jadi masih banyak para ibu hamil yang  tidak tahu jika dirinya positif HIV,’’ ujarnya. Sehingga mau tidak mau terjadi penularan kepada bayi yang sudah dilahirkan. Padahal, penularan HIV kepada anak dari ibu hamil sebenarnya bisa dicegah asalkan si ibu terus melaporkan kehamilannya dan memeriksakan kondisinya

“Minimal di  usia kandungan 6 bulan ibu hamil bisa meminum obat ARV. Jadi bayi yang dikandungnya tidak ikut terinfeksi virus HIV. Tapi semua tergantung ibu hamilnya,” jelas Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Banyuwangi tersebut.

Gerakan PPIA, lanjut Waluyo,terus dilakukan agar bisa menekan angka penularan HIV/AIDS kepada bayi atau anak. Salah satu caranya dengan melalui Puskesmas yang terus memantau para ibu hamil.  Dengan meminta mereka untuk   terus memeriksakan kandungan  mulai 0 bulan hingga kelahiran.

“Ada beberapa cara supaya para ibu hamil tidak menularkan penyakitnya kepada bayi. Yang  penting tidak terlambat memeriksakan diri,” terangnya. Sedangkan untuk mengurusi anak yang sudah positif HIV/AIDS akan terus diawasi perkembangannya.

Menurut Waluyo, dengan pengobatan yang ada sekarang, anak-anak bisa memiliki harapan hidup yang lebih baik. “Anak-anak akan tetap dipantau, termasuk untuk gizi mereka dan obat ARV-nya. Banyak anak yang tertular rata-rata orang tuanya  juga dari luar kota,’’ jelasnya.

Sementara itu, versi lain dari LSM Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) menemukan 73 anak di Banyuwangi mengidap HIV/AIDS. Dengan penularan terbesar berasal dari ibu  yang sudah terinveksi virus tersebut.  “Mereka itu korban, mereka mengidap HIV Aids karena tertular  dari ibunya, sedang para ibu menjadi  Odha karena tertular suami, tapi ada juga yang memang jadi PSK,”  ucap Direktur LSM KKBS, Muhammad Choiron. (radar)