Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

90 Persen Sopir di Pelabuhan Suka Jajan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Petugas-pelabuhan-menjalani-tes-VCT-pencegahan-di-ruang-tunggu-Pelabuhan-Tanjung-Wangi-kemarin.

Jalani VCT, Hasilnya Negatif Terinfeksi HIV

KALIPURO – Pemeriksaan voluntary counseling and testing (VCT) untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS di Banyuwangi  terus digencarkan. Kali ini digelar pemeriksaan VCT untuk para karyawan pelabuhan dan seluruh pekerja di unsur pelabuhan. Dari  30 peserta VCT, semua dinyatakan  negatif terinfeksi HIV.

Kegiatan rutin VCT itu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS di wilayah pelabuhan agar tidak semakin  meluas. Selain itu, VCT untuk mendeteksi apakah ada karyawan dan pekerja pelabuhan yang terjangkit HIV/AIDS.

Pelabuhan Tanjung Wangi  merupakan salah satu pelabuhan  yang dipilih sebagai pilot project  pemeriksaan VCT di Jawa Timur setelah Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pengelola Program KPA Wilayah Pelabuhan, Tunggul Herwanto, mengatakan pemeriksaan VCT di pelabuhan sangat  penting dilakukan.

Sebab, wilayah  pelabuhan sangat rentang penularan HIV/AIDS.  Berdasar survei yang telah dilakukan, penularan penyakit HIV/AIDS di pelabuhan disebabkan hubungan seks tidak sehat. Berdasar survei KPA dan Dinkes, dari 50 orang yang berprofesi sebagai tenaga kerja bongkar-muat  (TKBM) pelabuhan, 68 persen memilih berhubungan seks tidak  dengan istrinya alias jajan.

Dari jumlah tersebut, hasil  survei menyebutkan ada sekitar 42 persen TKBM jajan tidak menggunakan kondom. ”Dari  50 sopir truk di pelabuhan yang  kita periksa, 90 persen berhubu ngan seks tidak dengan istri dan 74 persen tidak memakai kondom.

Seks yang tidak sehat itu bisa memicu penularan penyakit HIV/AIDS, makanya kasus ibu rumah tangga yang terjangkit  penyakit menular saat ini tertinggi di Banyuwangi,” ungkap Tunggul. Dia menambahkan, para pekerja   di lingkup pelabuhan memilih berhubungan seks tidak dengan istri juga banyak alasan.

Alasan yang paling mendasar mereka jajan lantaran mobilitas pekerjaan di pelabuhan sangat padat. Jadi, waktu bertemu istri di rumah sangat sedikit. ”Seks ini kan kebutuhan, karena mereka jarang bertemu istri, makanya mereka  memilih berhubungan seks tidak dengan istri,” tambahnya.

Adanya pekerja seks komersial (PSK) yang masih beroperasi di seputar pelabuhan juga menjadi pemicu para pekerja di pelabuhan lebih suka jajan. Prostitusi di wilayah pelabuhan memang  sudah terjadi di mana-mana.  Tidak hanya kawasan pelabuhan,  prostitusi juga sangat erat kaitannya dengan kawasan industri.

”Sudah menjadi rahasia umum, prostitusi pasti tidak jauh dengan wilayah pelabuhan,” tandasnya. Pada pemeriksaan  kemarin, sebenarnya antusias anak buah kapal (ABK), pegawai, dan pekerja kasar di pelabuhan, sangat tinggi. Namun, karena terbentur mobilitas kerja yang sangat padat, tentu pihak KPA dan Dinkes Banyuwangi harus sabar menunggu waktu kosong mereka.

”Ini  kegiatan berkala sampai bulan Desember mendatang, target kami wilayah Pelabuhan Tanjung Wangi harus bisa memeriksa 5  ribu orang. Selain pemeriksaan, kami juga lakukan sosialisasi pencegahan penularan HIV/AIDS,” jelasnya.

Kepala Seksi (Kasi) Pemberantasan Penyakit Dinkes Banyuwangi, Sudarto, menambahkan, data menyebutkan pengidap penyakit  HIV/AIDS di Banyuwangi sejak  tahun 1999-Mei 2016 sekitar 2.673. Dari 2.763 temuan itu, urutan   teratas adalah masyarakat dengan  usia 23-30 tahun. Urutan kedua masyarakat dengan usia 31-35 tahun.

”Dari tahun ke tahun temuan kita semakin menurun, padahal pemeriksaan VCT kita semakin luas. Itu membuktikan promosi pencegahan sudah berhasil. Tahun 2015 lalu pemeriksaan di pelabuhan  tidak ditemukan satu pun orang terjangkit HIV/AIDS, mudah- mudahan tahun ini juga tidak  ditemukan,” pungkasnya.

Kegiatan VCT kemarin merupakan kerja sama Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Banyuwangi, Dinas Kesehatan (Dinkes), Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo  Wilker Tanjung Wangi. (radar)