Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Sosial  

Abdul Hajis, PNS Juru Kopi Empat Edisi Bupati Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Berkesan saat Jadi Saksi Kasus Lapter. Sejak awal bekerja di Pemkab Banyuwangi tahun 1995 silam, Abdul Hajis mendapat job sebagai pembuat kopi bupati dan para tamu penting. Tugas itu terus dijalankan Hajis sampai sekarang. Bagaimana suka-dukanya?

HAJIS masuk kerja di lingkungan Pemkab Banyuwangi para era Bupati H.T. Poernomo Sidik. Pertama kali masuk kerja, Hajis menyandang status sebagai tenaga honorer yang dipekerjakan di lingkungan Pendapa Sabha Swagata Blambangan. Tugas utamanya adalah menyiapkan makanan ri ngan dan minuman untuk Bupati Banyuwangi se lama mengendalikan pemerintahan. Selain meramu kopi dan teh untuk bupati, Hajis juga bertugas meracik kopi untuk para tamu orang nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi itu.

Setelah bekerja selama 2,5 tahun, pria kelahiran 1971 itu diangkat menjadi calon pegawai ne geri sipil (CPNS). Pada tahun 1997, dia resmi menyandang status sebagai PNS daerah. Walau sudah menyandang stratus PNS, tugas yang dibebankan pada PNS itu tetap sebagai juru kopi bupati dan para tamu bupati. Aktivitas sebagai juru kopi bupati dilaksanakan mulai tahun 1995 hingga tahun 2013. Namun, tugas sebagai juru kopi bupati itu tidak selamanya berada di Pendapa Sabha Swagata Blambangan.

Dia bertugas di pendapa se jak tahun 1995 hingga tahun 2005. Tugas itu dijalankan pada era Bupati Poernomo Sidik, Wakil Bu pati Supardjimin, dan Bupati Samsul Hadi. Pada era Bupati Ratna Ani Lestari, Hajis tidak lagi bertugas di pendapa, tapi bertugas di rumah pri badi Bupati Ratna di Jalan Serayu, Kelurahan Pan derejo, Kecamatan Banyuwangi Tugas sebagai juru kopi di rumah pribadi Bupati Ratna dia jalani selama empat tahun.

Satu tahun jelang Bupati Ratna lengser, Hajis tidak lagi bertugas di rumah pribadi bupati melainkan digeser ke ruang kerja Bupati Banyuwangi di lingkungan sekretariat daerah. Tugas juru kopi di ruang kerja Bupati Ba nyuwangi itu berlangsung hingga era Bu pati Abdullah Azwar Anas. Jika dihitung sejak tahun 1995 hingga sekarang, Hajis ber tugas sebagai tukang pembuat kopi bu pati selama 18 tahun. Selama bertugas, Hajis telah melayani empat bupati dan satu pejabat bupati.

Empat bupati itu adalah Poernomo Sidik, Samsul Hadi, Ratna Ani Lestari, dan Abdullah Azwar Anas. Satu pejabat bupati yang dimaksud adalah Supardjimin yang meng gantikan Bupati Poernomo yang dilengserkan pada pertengahan masa jabatan pe riode kedua menjabat. Pada awal bertugas, Hajis sulit memahami selera bupati dan para pejabat yang bertemu bupati. Namun, setelah sekian tahun, hambatan itu bisa diselesaikan secara baik.

Setiap terjadi pergantian bupati, pertama kali yang dilakukan adalah menanyakan selera bupati kepada keluarga dan teman-temannya. Setelah mengetahui seleranya, baru menanyakan hal-hal lain. “Saya kan perlu tahu apakah Pak Bupati suka manis atau kah pahit. Kalau seleranya senang pa hit, saya buatkan kopi dan teh yang tidak ter lalu manis,” jelasnya. Dalam memahami selera bupati, Hajis me ngaku tidak mengalami hambatan berarti.

Walau bupati baru, tapi Hajis sudah bisa memahami seleranya. Untuk para tamu bupati, sebelum menghi dangkan kopi atau teh, Hajis menunggu ara han bupati melalui ajudan atau sekretaris pribadi bupati. Setelah mendapat ara han, baru membuat minuman sesuai ara han sekpri bupati itu. Selera tamu dari kalangan pejabat di ling kungan Pemkab Banyuwangi sebagian besar menyukai teh ketimbang kopi.

Karena itu, setiap ada acara rapat di ruang kerja bupati, minuman yang disajikan sering kali teh dan air putih ketimbang kopi. Selain menyiapkan kopi, Hajis juga ber tugas menyiapkan makanan ringan un tuk para tamu bupati. Walau bertugas me nyajikanmakanan ringan, tapi Hajis tidak membuat sendiri melainkan hanya me nyajikan. Menu dan jenis makanan yang disajikan ter gantung menu yang disiapkan petugas Ba gian Umum dan Protokol Pemkab.

Dia hanya menyiapkan makanan dan mi numan ringan untuk bupati. Lalu, apa pengalaman berkesan selama ber tugas menjadi juru kopi bupati? Ha jis mengaku lebih banyak senangnya daripada susahnya. Walau sering pulang la rut malam, tapi Hajis mengaku senang menjalankan tugas sebagai juru kopi bupati. Dari kegiatan itu, Hajis mengaku bisa belajar banyak hal. Selain banyak pe ngetahuan dari bupati, pelajaran berharga juga di peroleh dari tamu-tamu penting yang da tang bertemu bupati.

Selama bertugas 18 tahun, ada satu pengalaman paling berkesan yang tidak mu dah terlupakan. Pengalaman itu datang pada era Bupati Ratna Ani Lestari. Pengalaman itu adalah berurusan dengan apa rat penegak hukum. Selama hidupnya, Ha jis mengaku belum pernah berurusan dengan aparat penegakan hukum. Pertama kali berurusan dengan aparat penegak hukum baru terjadi pada era Bupati Ratna.

Saat itu, Hajis mengaku mendapat pang gilan penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) yang menangani kasus korupsi pengadaan lahan lapangan terbang (lapter) yang menyeret Bupati Ratna sebagai tersangka. Saat itu, Hajis  dipanggil sebagai saksi kasus korupsi tersebut. Sebagai staf yang bekerja langsung dalam rumah tangga Bupati Ratna, dia dimintai keterangan banyak hal. Selain sebagai juru kopi pada era Bupati Ratna, Hajis juga sering mendapat tugas tambahan.

Beberapa tugas tambahan itu lah yang mengantarkan Hajis sebagai saksi dan memberikan keterangan kepada penyidik. Saat mendapat panggilan penyidik, Hajis ti dak sendiri. Beberapa staf lain yang be kerja di rumah tangga Bupati Ratna juga dipanggil. “Keterangan saya kepada pe nyidik, ya apa yang saya ketahui, saya sam paikan tidak lebih dan tidak kurang,” paparnya. Walaupun hanya sebagai saksi, Hajis mengaku mendapat pelajaran sangat ber harga dari pengalaman itu. Yang jelas, dia mengakui bahwa pengalaman itu tidak akan terlupakan sepanjang hidupnya.  (radar)

Exit mobile version