Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Alat Pendeteksi Tsunami di Banyuwangi Rusak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilustrasi

BANYUWANGI – Banyuwangi memiliki garis pantai yang cukup panjang. Total keseluruhan lebih dari 175,8 km. Seluruh garis pantai tersebut memiliki potensi tsunami jika terjadi gempa dengan skala besar.

Ironisnya Banyuwangi kekurangan alat untuk mendeteksi secara dini terjadinya tsunami. Sepanjang garis pantai Banyuwangi hanya terpasang 2 alat peringatan dini tsunami.

Analisis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, seluruh garis pantai itu memang rawan terjadi tsunami. Namun potensi risikonya berbeda-beda. Untuk itu, diperlukan alat peringatan dini terjadinya tsunami.

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Banyuwangi Eka Muharram, sebenarnya Banyuwangi telah mempunyai tujuh alat peringatan dini tsunami. Seluruhnya merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat. “Namun kondisi alat itu saat ini dalam kondisi rusak dan tidak bisa difungsikan lagi,” katanya Rabu (29/8/18) siang.

Eka menambahkan, BPBD Banyuwangi tidak bisa memperbaiki alat tersebut karena keterbatasan anggaran. Untuk itu, BPBD Banyuwangi telah mengajukan pembelian alat pendeteksi dini peringatan tsunami kepada Pemkab Banyuwangi.

Dia berharap, Pemkab Banyuwangi bisa merealisasikan pengajuan pembelian alat peringatan dini tsunami. Sebab, ancaman bencana tsunami di Banyuwangi potensinya besar karena garis pantainya cukup panjang. Selain itu, harga alat peringatan dini tsunami juga tidak terlalu besar.

“Berdasarkan analisis risiko bencana di sepanjang pantai Banyuwangi, 175, 8 kilometer ini seluruhnya berpotensi tsunami. Cuma tingkat risikonya saja yang berbeda,” ungkap Eka.

Dua alat peringatan dini tsunami yang dipasang BPBD Banyuwangi saat ini merupakan bantuan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi. Dua alat itu dipasang di Pantai Muncar dan Pantai Pancer.