Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Anak Yatim Menderita Gizi Buruk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

intan-putri-lestari-digendong-neneknya-basani-di-rsud-genteng-kemarin

SRONO – Sungguh malang nasib Intan Putri Lestari. Bocah yatim berusia 22 bulan itu menderita gizi buruk. Putra pasangan almarhumah Peni Arti Lestari dan almarhum Tegar Darmawan asal Dusun Krajan, RT 4, RW 1, Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi, itu belum pernah mendapat bantuan pemerintah.

Selama ini Intan dan kakak kandungnya yang kini duduk di  bangku kelas VII SMP di Srono itu tinggal bersama kakek dan neneknya, Basini, 50, dan Slamet, 54. Kebutuhan makan dan minum, kedua anak yatim itu hanya mengandalkan dari kakek dan  nenek yang bekerja sebagai buruh tani di sawah. “Saya sangat kasi- han dan prihatin,” ujar Husnul Hotimah, 28, salah seorang keluarga Intan.

Menurut Husnul, Intan ditinggal meninggal ayahnya saat masih berumur delapan bulan. Saat menginjak usia 18 bulan, giliran ibu kandungnya yang meninggal. “Ibunya Intan itu adik kandung saya,” terang Husnul kepada Jawa Pos Radar Genteng.

Sejak kedua orang tuanya meninggal, lanjut dia, perkembangan Intan kurang baik. Bocah itu tidak lagi mendapatkan asupan air susu ibu (ASI). “Saat ibunya masih ada, kondisi Intan cukup baik. Sekarang memprihatinkan,” ungkapnya.

Sebulan lalu, jelas dia, Intan mengalami muntaber dan diare terus- menerus hingga menyebabkan berat badannya turun. Bahkan, sekarang ini Intan yang sudah berumur 22 bulan itu beratnya hanya 5,8 Kilogram (Kg). “Timbang terakhir itu berat badannya hanya 5,8 Kg, padahal kata dokter normalnya 12 Kg,” cetusnya.

Husnul menyebut sebulan lalu Intan menjalani rawat inap di RSUD Genteng. Hanya kondisinya juga   tidak kunjung membaik. Bahkan, susah makan dan minum. “Siang dan malam minta gendong terus, sampai kaki neneknya bengkak. Maunya itu gendongan dengan saya dan neneknya terus,” jelasnya.

Selama ini biaya berobat Intan itu ditanggung keluarga dan dibantu warga sekitar. Puskemas Kebaman, Kecamatan Srono, juga sudah mengetahui kondisinya. Bahkan, puskesmas menyarankan sering kontrol ke RSUD Genteng. “Hasil kontrol  tadi (kemarin) di RSUD Genteng diminta untuk opname, tapi masih diberi obat dan vitamin penambah nafsu makan. Jika hingga dua hari belum ada perkembangan, maka harus segera  opname,” terangnya.

Sementara itu, dr. Yuni Purwanti, 34, salah seorang dokter di RSUD Genteng mengatakan, balita berusia 22 bulan itu tinggi badan antara 90 centimeter, dan  berat badan idealnya mencapai 11 Kg hingga 12 Kg.  Jika kurang dari 10 Kg, maka bisa dikategorikan gizi buruk. “Harus segera mendapatkan penanganan  medis,” katanya. (radar)