Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Anas Sabet Regional Marketeer Award

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bupati-anas-berdialog-dengan-founder-markplus-inc-hermawan-kartajaya-usai-menerima-piagam-penghargaan-di-grand-ballroom-ritz-carlton-jakarta

Berkat Jadi Salesman Potensi Daerah

BANYUWANGI – Penghargaan prestisius kembali diberikan untuk Bupati Abdullah Azwar Anas. Menjelang tutup tahun ini, Anas menyabet penghargaan Regional Marketeer Award (RMA) 2016. Penghargaan itu diraih salah satunya berkat kebijakan Anas yang  menempatkan dirinya sebagai salesman untuk mempromosikan Banyuwangi.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung publisher marketeer yang sekaligus founder Mark Plus Inc Hermawan Kartajaya pada acara The 11 th Mark Plus Conference 2016, Grand Ballroom, Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (8/12). Penghargaan tersebut merupakan yang kesekian kali diterima Banyuwangi.

Sebelumnya Anas juga mendapatkan penghargaan sebagai Marketer Of The Year 2014. Pada tahun 2015 lalu Banyuwangi juga memperoleh RMA sebagai pemenang GOLD Kategori Kabupaten. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Mark Plus. Inc Founder Mark Plus Inc.

Hermawan Kartajaya mengatakan penghargaan RMA 2016 digelar untuk memberikan penghargaan kepada para pejabat publik di lingkungan pemerintahan,  kementerian, dan lembaga dalam melakukan aktivitas pemasaran. “Tujuan kami ingin memberikan penghargaan kepada para  pejabat publik yang selama tahun, secara  disadari atau tidak, terlihat menonjol dalam menjalankan konsep pemasaran yang baik dan benar,” kata ujarnya.

Hermawan menambahkan, Anas layak  menerima penghargaan ini lantaran memiliki ide-ide kreatif yang mampu menjual daerahnya. Menurut dia, Anas telah menerapkan prinsip-prinsip marketing yang tepat dalam mempromosikan Banyuwangi.

“Dulu  Banyuwangi hanya dilewati orang-orang yang  hendak ke Bali. Tapi sekarang, semua orang  membicarakan Banyuwangi. Semua tahu blue  fire, kawah ijen, dan pantai Pulau Merah. Ini  karena Bupatinya kreatif, dan tahu cara menjual potensi daerahnya,” kata dia.

Sementara Anas mengatakan pemasaran adalah hal strategis yang harus dilakukan untuk memajukan daerah. Bahkan, Anas memosisikan dirinya sebagai seorang salesman  bagi Banyuwangi. “Setiap ada kesempatan, saya selalu promosi. Di gadget saya lengkap tersimpan file presentasi data, foto, dan video tentang Banyuwangi. Misalnya saat ketemu orang di bandara, lewat Twitter, forum dimana-mana saya selalu memasarkan Banyuwangi,” ujarnya.

Anas mengatakan, Banyuwangi konsisten  untuk terus memasarkan beragam potensi yang dimilikinya, tidak hanya pariwisata, tapi juga potensi hasil-hasil pertanian, perkebunan, kelautan, UMKM dan masih banyak lainnya. “Semua potensi yang ada di Banyuwangi terus kami dorong untuk bisa maju bersama-sama. Kami juga meminta mulai Sekda, Kepala  Dinas, staf Pemkab ikut mempromosikan  setiap potensi daerah dengan memanfaatkan media sosial yang dimiliki,” kata Anas.

Tidak hanya birokrasi yang dilibatkan untuk mempromosikan Banyuwangi, para kepala desa (kades) juga dimotivasi untuk menampilkan keunggulan wilayahnya. Hasilnya pun cukup menggembirakan, saat ini desa-desa di Banyuwangi mulai bangkit dengan berbagai potensi masing-masing. Misalnya Desa  Gombengsari yang kini tersohor sebagai desa kopi, Desa Banjar dengan potensi gula aren, dan Desa Jambewangi dengan aneka olahan buah keringnya.

“Peran serta desa mempromosikan keunggulannya wilayahnya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami. Ini membuktikan jika berbagai even promosi yang kami lakukan di tingkat kabupaten menjadi inspirasi bagi pemerintah desa untuk melakukan hal yang sama,” tutur Anas.

Sementara itu, Banyuwangi terus konsisten melakukan promosi daerah melalui multi even bertajuk Banyuwangi Festival (B-Fest). Selama 2016 digelar 53 even sebagai cara mengungkit kunjungan wisatawan. Banyak di antara even ini yang mengandalkan kerja sama dengan dunia usaha alias private partnership.

“Ini salah satu cara mengasah lahirnya birokrasi yang punya jiwa entrepreneurship. Dengan anggaran APBD minimal, kita berupaya menghadirkan berbagai even wisata berkelas, seperti International Tour deBanyuwangi Ijen, Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu,” kata dia.

Hasilnya, sampai 2015, jumlah investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp 11 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yanginvestasinya “hanya” senilai Rp 272 miliar,investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100 persen.

Kunjungan wisatawan juga terus meningkat.Pada 2015, jumlah wisatawan lokal mencapai 1.926.179 orang, tumbuh 31 persen dibanding2014 yang sebesar 1.464.948 orang. Ada pun turis asing pada 2015 mencapai 46.214 orang,  naik 51 persen dari 2014 yang sebanyak 30.681 orang. (radar)