Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Angin Kencang Berpotensi Munculkan Awan Cb

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kendati-angin-cukup-kencang-pesawat-komersial-masih-diizinkan-terbang-sementara-pesawat-latih-jenis-cessna-memilih-tidak-mengudara

BANYUWANGI – Angin kencang menerpa wilayah Banyuwangi dan sekitarnya seharian kemarin. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kecepatan angin yang berembus mencapai 14 knot atau sekitar 28 Km/jam.

Meski tidak sampai menimbulkan efek buruk, angin kencang yang terjadi kemarin menyebabkan warga panik. Prakirawan BMKG Banyuwangi, Gigik Nurbaskoro, menjelaskan  angin kencang yang terjadi di  wilayah Banyuwangi pada Jumat  kemarin (30/9) disebabkan tidak  stabilnya kondisi atmosfer bumi.

Perubahan arah angin yang saat  ini mulai bergerak dari arah barat menuju timur juga memicu kondisi  atmosfer menjadi labil. ”Memasuki  musim transisi sebagian besar wilayah Indonesia mengalami hal yang serupa seperti di Banyuwangi,” kata Gigik.

Dia menambahkan, pada kondisi demikian pertumbuhan awan konfektif yang bisa menimbulkan awan cumulonimbus (Cb) di atas langit sangat berpotensi terjadi. Biasanya, saat memasuki musim transisi seperti itu kondisi cuaca pagi hari cerah, tapi siang hari  berubah drastis menjadi mendung karena awan konfektif tumbuh.

”Itu bisa memicu hujan lebat disertai angin kencang,” tambahnya. Karena masih musim peralihan, BMKG mengimbau masyarakat terus waspada terhadap potensi cuaca buruk. Angin kencang bisa terus terjadi sampai pertengahan  Oktober dengan waktu yang tidak   bisa ditentukan.

Namun, secara umum saat musim peralihan ini pada pagi hari kondisi cuaca cerah, pukul 10.00 cuaca berubah menjadi mendung. ”Ini terjadi secara keseluruhan di Jawa Timur. ”Di darat dan di laut harus waspada. Laut Selatan juga masih berstatus waspada, ketinggian gelombang bisa mencapai 1,5–3 meter,” terangnya.

Ditanya tingginya pertumbuhan awan Cb di langit apakah tidak membahayakan jalur penerbangan pesawat di Banyuwangi, pihak BMKG mengimbau pilot berhati-hati. Terkait layak atau tidak digunakan sebagai jalur penerbangan jika awan Cb mulai tumbuh, keputusan ada di tangan  pihak bandara.

”Kami sifatnya hanya menginformasikan. Yang menentukan layak atau tidak tetap pihak bandara,” imbuhnya. Sementara itu, meski angin  yang berembus terbilang cukup kuat kemarin, beruntung tidak menimbulkan musibah yang  merugikan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Banyuwangi mencatat hanya ada satu pohon yang tumbang karena angin kencang kemarin.

”Hanya ada satu pohon yang tumbang di Jalan Brawijaya, Banyuwangi, karena angin. Alhamdulillah di kecamatan lain tidak ada,” kata Eka Muharam Suryadi, Kabid Kedaruratan dan  Logistik BPBD Banyuwangi. Meski begitu, karena potensi cuaca buruk saat musim peralihan  bisa terjadi kapan saja, pihaknya tetap mengimbau masyarakat lebih mawas diri di saat memasuki musim peralihan ini. Angin kencang, hujan lebat disertai petir   bisa saja terjadi.

”Tetap waspada, karena di musim peralihan hujan lebat yang mengakibatkan banjir sangat besar berpotensi terjadi,” pungkasnya. Sementara itu, angin kencang yang berembus hampir di seluruh wilayah Banyuwangi kemarin  (30/9) membuat otoritas Bandara  Blimbingsari menghentikan aktivitas latihan pesawat.

Kecepatan angin yang mencapai 27 knot tersebut dianggap membahayakan  kapal-kapal latih jenis Cessna   yang mengudara di Banyuwangi. Kepala Bandara Blimbingsari, Dodi Dharma Cahyadi, mengatakan cross wind (angin yang berembus dari samping) bisa membahayakan pesawat latih.

“Kami langsung memerintahkan  penghentian latihan siang itu juga. Kalau pesawat besar tidak terlalu terasa, tapi pesawat latih sangat terasa. Jadi yang kita hentikan pesawat latih,” tandas Dodi. Peringatan cuaca ekstrem  menjadi perhatian pihak Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP) Ketapang-Gilimanuk.

Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, Arif Muljanto, mengimbau operator  kapal dan OPP kesyah bandaran Pelabuhan Ketapang memperhatikan informasi yang disampaikan BMKG.  Sebab, cuaca tidak memungkinkan bisa mengancam keselamatan berlayar.

“Lebih baik tidak berangkat daripada dipaksakan berangkat tapi tidak sampai tujuan akibat mengalami musibah. Lebih baik kita menahan diri daripada menerjang yang  bisa berisiko tinggi,” ujar Arif.  Sementara itu, hal-hal yang menyangkut keamanan berlayar,  pihaknya selalu berkoordinasi   dengan BMKG.

Kepada seluruh operator kapal, terutama nak hoda, pihak OPP mengimbau memastikan  kondisi cuaca, muatan, dan pencatatan penum pang. “Ini merupakan rangkaian upaya keselamatan.  Sebelum kapal diberangkatkan juga   akan diperiksa oleh syahbandar terkait pemenuhan keselamatan,’’ tandasnya. (radar)